Pagelaran jazz yang bertabur bintang itu digelar di Pantai Boom Banyuwangi, Sabtu (6/12/2014) sore hingga malam hari. Banyuwangi Beach Jazz Festival 2014, adalah perhelatan kedua setelah sebelumnya digelar di tempat yang sama.
"Untuk kali ini lebih banyak artis yang menghibur di Jazz yang mengunggulkan suasana pantai. Kita bisa melihat kerlap kerlip lampu Pulau Bali yang di seberang sana," kata Bupati Abdullah Azwar Anas kepada detikcom, Jumat (5/12/2014).
Pada Banyuwangi Beach Jazz Festival 2014 sejumlah musisi seperti seperti Kahitna, KUA Etnika featuring Trie Utami, Tohpati & Friends dan musisi lokal Banyuangi akan memeriahkan festival yang berslogan 'Gulung Ombak Jazz Festival' itu .
Selain itu Cak Lontong dan Insan Nur Akbar akan menjadi pembawa acara di jazz pantai itu. Tiket Banyuwangi Beach Jazz Festival ditawarkan dengan berbagai macam harga, dari Rp 250.000 untuk kelas Festival, Rp 300.000 untuk kelas Tribun, Rp 650.000 untuk VIP dan Rp 1.500.000 untuk VVIP.
Untuk memecahkan kesunyian Pantai Boom Sabtu sore, sejumah pengisi acara sudah melakukan latihan secara maraton di Banyuwangi.
Diantaranya, Kua Etnika featuring Trie Utami dan Djaduk Ferianto mulai berlatih di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
Mereka berlatih bersama dengan 70 musikus Banyuwangi, yang menambuh alat tradisional kuntulan. Kolaborasi antara jazz dan musik tradisional ini sengaja ditampilkan dalam pertunjukan jazz dipinggir pantai ini.
Yang menarik, dari 70 musikus ini memainkan alat musik rebana (terbang) yang memekakkan telinga jika dipukul. Musikus ini biasa dijuluki sebagai penerbang.
"Ada 70 penerbang, bukan pilot ya, tapi pemusik rebana dari kesenian kuntulan. Kolaborasi ini adalah bentuk menyatunya musik jazz dengan musik tradisional," ujar Bupati Anas.
Sementara Djaduk Ferianto, salah satu pengisi acara mengaku puas dengan kolaborasi ini. Menurut Djaduk, musikus Banyuwangi lebih nge-Jazz dibandingkan dengan musikus Indonesia atau dunia. Mereka pure memainkan musik jazz.
"Mereka pemain real Jazz. Kekuatannya dari ritme dan iramanya. Banyuwangi salah satu daerah yang memiliki kontribusi warna Indonesia. Ada 5 komposisi yang akan kita bawakan dalam jazz pantai ini," ujarnya disela-sela latihan, kepada detikcom.
Salah satu yang dibawakan nanti adalah komposisi musik yang berjudul Kupu Tarung. Komposisi ini merupakan ciptaan Djaduk Ferianto, yang diciptakan saat menimba ilmu di Banyuwangi pada tahun 2000 lalu.
Terciptanya Kupu Tarung ini, kata Djaduk terilhami kesenian Banyuwangi seperti angkung caruk dan Kuntulan Caruk. Kesenian yang mempertemukan grup musik daerah di Banyuwangi.
"Saya seperti nge-charge dengan pemusik Banyuwangi. Untuk Kupu Tarung ini saya ciptakan di Banyuwangi. Makanya saya kembalikan lagi ke habitatnya," pungkas Djaduk.
(gik/fat)