"Alhamdulillah sekarang lebih bagus dan komunikasinya sudah tidak kayak dulu lagi," ujar Yuni, wanita yang diberi tugas merawat Chavy kepada detikcom di balai pengobatan Terapi Lintah Jalan Pulo Wonokromo 255, Surabaya, Jumat (4/4/2014).
Yuni mengungkapkan, anak majikannya yang tinggal di kawasan Prapen Surabaya tersebut sejak berumur 3 tahun sudah hiperaktif. Orang tua Chavy sudah berupaya melakukan beragam pengobatan ke beberapa daerah hingga ke Jakarta. Namun, tidak ada perubahan yang signifikan.
Setelah mengenal pengobatan terapi bekam lintah milik Kang Asep, orang tua Chavy mencoba menyembuhkan dengan menggunakan metode terapi lintah.
"Sudah terapi 6 kali sejak 2 bulan lalu. Alhamdulillah sekarang lebih penurut dan mudah diajak berkomunikasi," tuturnya.
Chavy saat diterapi menggunakan bekam lintah, ada 3 titik yang dibekam lintah yakni pada bagian kepala 2 titik dan 1 bagian pusar. Saat diterapi, Chavy mengaku sakit. "Ya sakit," tutur Cahvy sambil merebahkan badannya di kasur di balai pengobatan bekam lintah dan terapi lebah milik Kang Asep.
Sementara itu, Kang Asep menerangkan manfaat terapi bekam lintah yang diterapkan. Katanya, setiap terapi bekam lintah yang digunakan sebanyak 3 titik.
Sebelum meletakkan lintah, terlebih dahulu mencari titik penyakit sesuai analisa akupunktur. Setelah menemukan titik akupunkturnya, dia menggunakan jarum untuk mengeluarkan darah.
"Memang bisa menggunakan telur, tapi akan lebih sakit, karena gigi lintah bisa mencapai 200. Kalau dirobek-robek lintah itu lebih sakit ketimbang menggunakan jarum suntik ini untuk memudahkan penyedotan darah oleh lintah," kata Asep.
Ia menegaskan, jarum suntik yang digunakan adalah sekali pakai langsung dibuang. Lintah yang digunakan untuk terapi bekam, juga sekali pakai.
"Kurang lebih 1 jam. Tapi kalau mau, lintah akan melepaskan dengan sendirinya," tuturnya.
Bagi pasien yang menggunakan pengobatan terapi lintah ini, kadang bisa digunakan untuk jalan-jalan. Namun, untuk menghindari jatuhnya lintah,
Kang Asep memberikan bungkus plastik klip. Serta memberikan kasa dan plaster untuk menyumbat darah yang keluar dari bekas bekam terapi lintah.
"Plastik ini agar kalau jatuh (lintah) tidak hilang. Dan kalau sudah selesai, bisa dibuang langsung ke sungai atau got. Saat melepaskan lintah, jangan menggunakan tembakau, kasihan lintahnya. Beri setetes air, nanti bisa lepas sendiri," tandasnya.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini