Warga Dusun Mulyorejo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kab Kediri ini mengaku khawatir jika sewaktu-waktu terjadi letusan dirinya akan merugi lebih banyak karena otomatis tomat yang ditanam gagal panen.
"Khawatir mas jika sewaktu-waktu terjadi letusan, mangkanya ini saya panen lebih awal tomatnya. Kalau tidak begitu malah rugi besar saya nanti," kata Minten kepada wartawan di ladangnya, Selasa (11/2/2014)
Namun meski sudah disiasati dengan hal tersebut, dirinya mengaku tetap mengalami kerugian. Sebab kini harga tomat sudah mengalami penurunan. Bila biasanya Rp 2.500, kini hanya Rp 1.300.
"Ini aja sudah rugi mas, harganya turun," lanjut Minten.
Hasil panenan tomat dari lahan kurang lebih 1 hektar tersebut, kata dia, akan dijual ke Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri.
Sementara hal yang sama dilakukan petani buncis dan cabai. Meski lahannya dengan Kelud berjarak sekitar 20 Km, mereka terpaksa panen dini lantaran takut merugi lebih banyak lagi. "Ini lomboknya belum waktunya panen mas, jadi tidak saya panen. Saya manut alam aja mas," kata petani cabai Budi Purnomo warga Desa Sugihwaras.
Sedangkan Siti Juariyah warga Desa Sugihwaras mengaku mengamankan buncisnya dengan menancapkan bambu. "Sebenarnya kalau buncis belum waktunya mas, jadi sekedar saya amankan lewat bambu yang saya tancapkan di sampingya supaya merambat. Itu saja," ujar Siti.
Sebelumnya diberitakan, sejak Minggu (10/2/2014) pukul 16.00 Wib, Gunung Kelud yang sebelumnya berstatus waspada dinaikkan menjadi siaga dengan jarak aman 5 Km. (fat/fat)