Situs Majapahit Terancam Punah, Perajin Patung Gulung Tikar

Mojokerto - Warga sekitar peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto menggantungkan hidupnya di bidang kesenian. Seperti halnya berkerajinan patung. Namun seiring berjalannya waktu, Majapahit kian tenggelam dan banyak perajin gulung tikar.

Kawasan Trowulan sendiri dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan patung pahatan berbahan dasar batu. Puluhan tahun lamanya, mayarakat Trowulan bergantung pada kesenian ciri khas Majapahit, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Salah seorang perajin patung, Beni Indianto (37) warga Desa Wates Umpak,
mengungkapkan kegelisahannya. Kerajinan yang digelutinya ini mengalami keterpurukan seiring merosotnya minat wisatawan berkunjung ke Trowulan.

Menurut Beni, beberapa tahun lalu ada sekitar 70 perajin patung yang melayani pesanan dalam negeri hingga ekspor ke Asia Timur dan Eropa. Namun kini banyak perajin yang gulung tikar akibat kerajinannya tak laku di pasaran.

"Patung yang kita pahat sudah tak laku lagi di pasaran. Dulu jumlah perajin mencapai 70 orang, kini hanya tersisa sekitar 20 saja," kata Beni saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/10/2013).

Salah satu penyebab banyaknya perajin yang gulung tikar menurut Beni, yakni menurunnya kunjungan wisatawan ke Trowulan yang berimbas pada menurunya daya pembelian patung khas Majapahit. Apalagi cagar budaya Majapahit terancam punah.

Sebagai gambaran, dulu perbulan omset mencapai Rp 200 juta, kini tak sampai Rp 50 juta. Untuk satu patung ganesha dengan tinggi lebih dari 2 meter, dulu dihargai sekitar Rp 10 hingga 15 juta. Namun kini patungnya hanya dihargai sekitar Rp 10 juta ke bawah saja.

(fat/fat)