Kondisi tersebut menyebabkan 700 hektar lahan pertanian yang berada di daerah aliran sungai tersebut ikut kering. Akibatnya tanaman padi tidak bisa tumbuh optimal hingga nyaris puso.
"Ini bendungan namanya Kedung Ireng. Biasanya mengairi sawah-sawah di Desa Sembungrejo, Ngino, Penambangan, dan Genaharjo," ujar Siban, petani yang ditemui wartawan di tepi sawah tak jauh dari bendungan, Senin (2/9/2013).
Berdasarkan data yang terkumpul, Bendungan Kedung Ireng merupakan pintu air yang membelah Sungai Penambangan. Sementara Sungai penambangan sangat bergantung pada sumber air yang ada di kawasan hutan perbukitan kapur.
Sehingga saat musim kemarau sumber air terhenti, maka Sungai Penambangan tidak mendapat pasokan air. "Beda kalau musim hujan, air melimpah," jelasnya.
Tak adanya pasokan air membuat tanaman padi rusak. Untuk menghindari resiko kerugian lebih besar, para petani terpaksa memanen dini tanamannya. Namun dengan resiko hasil yang jauh dari kondisi normal.
"Rugi sekitar 3 juta sampai 4 jutaan," ungkap Siban berat sambil menyeka keringat yang membasahi wajahnya.
"Mudah-mudahan cepat musim penghujan mas, biar bisa tanam lagi," harapnya pasrah terhadap alam.
(bdh/bdh)