Menurut Nanang (32), salah satu pencari ikan di kolam peninggalan Kerajaan Majapahit ini, awalnya dirinya sekedar memancing di kolam ini. Melihat debit air yang surut, dia dan teman-temannya segera mencebur untuk menangkap ikan-ikan itu.
Ternyata, ikan yang sudah mulai kehabisan air ini, sangat mudah ditangkap. Tak pelak, Nanang memanggil para tetangganya untuk mencari ikan-ikan ini. Bahkan, sejumlah warga yang melintas di jalan, memilih turun ke kolam untuk berebut ikan.
"Ikannya sangat banyak dan mudah ditangkap. Makanya saya panggil para tetangga," katanya kepada detiksurabaya.com di sela-sela kesibukan berebut ikan.
Nanang juga menjelaskan, ikan-ikan itu terlihat mabuk karena debit air menipis dan cuaca sangat panas. Ikan itu, mabuk karena cuaca, bukan diberi racun. "Saya tak berani racuni ikan di kolam ini. Nanti bisa kualat. Ini peninggalan Majapahit," terangnya.
Selain Nanang, hal yang sama juga dilakukan Rozi (9). Bocah yang masih duduk di bangku SD ini rela berebut ikan dengan orang dewasa di kolam yang sangat lebar ini. Dia mencari ikan mengajak empat saudara dan orang tuanya. "Senang juga mencari ikan ini. Saya dapat banyak tadi," katanya.
Meski dilarang Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan untuk mencari ikan di Kolam Segaran, warga tetap tak memperhatikan hal ini. Mereka tetap mencebur dan mencari ikan. Sebab, dikhawatirkan peninggalan yang berada di dasar kolam ini rusak terinjak pencari ikan.
(bdh/bdh)