Warga Perum Graha Dewata Ngeluruk BRI Malang

Malang - Warga Perum Graha Dewata mendatangi kantor BRI Malang. Mereka menagih sertifikat rumah di Jalan Joyo Agung Kota Malang, yang sudah hampir 5 tahun dilunasi.

Mereka melengkapi dengan membawa poster bertulis kecaman terhadap BRI yang dianggap melakukan persengkokolan dengan pengembang PT Dewata Abdi Nusa.

"Saya sudah lunas 5 tahun lalu dengan harga Rp 180 juta untuk tipe 60," ujar Sri Ayu Angelina, salah seorang warga kepada wartawan di lokasi, Senin (4/6/2012).

Ia mengaku, membeli rumah sejak tahun 2007 lalu, dalam transaksi jual beli, dirinya hanya diberi Akta Jual Beli (AJB) oleh pengembang.

"Pegangan kami hanya AJB," akunya.

Nasib sama juga dialami Ari Prihariyono menempati rumah di Blok M-M5-5, yang hanya dijanjikan sertifikat oleh pengembang. Saat menagih ke BRI tempat membayar kredit rumah, disarankan meminta kepada pengembang.

"Ya hanya janji saja, rugi kami sudah melunasi," terangnya terpisah.

Menurut keterangan yang dihimpun ada sebanyak 125 sertifikat milik warga tak diketahui keberadaannya, hasil investigasi warga diketahui BRI hanya memegang 33 sertifikat, sisanya diduga kuat dianggunkan ke bank lain.

Aksi protes sempat dilakukan warga dengan menduduki pintu depan bank di Jalan Kawi, Kota Malang. Warga mengecam sertifikat mereka telah diselewengkan.

Sejumlah aparat kepolisian mengawal ketat aksi warga dan meminta petinggi bank untuk segera menemui warga. Sampai hingga pukul 11.00 WIB, perwakilan warga didampingi aparat keamanan bertemu dengan pihak BRI. Awak media dilarang mengikuti pertemuan tersebut.

(fat/fat)