Sehari sebelumnya, Semeru sempat melepaskan bom vulkanik sebanyak 7 kali berupa asap putih dengan ketinggian 400 meter, aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali menunjukkan peningkatan dalam status Siaga.
Peningkatan adanya gempa tremor ini disampaikan petugas vulkanologi di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiap-siagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono mengungkapkan, pihaknya cukup was-was dengan meningkatnya gempa tremorharmonik Semeru hari ini.
"Sebab, data terbaru hasil pemantauan baik visual maupun seismik dari vulkanologi ini, menunjukkan peningkatan tajam," kata Hendro Wahyono saat ditemui detiksurabaya.com di kantornya.
Secara keseluruhan, kegiatan vulkanik semeru yang dilaporkan vulkanologi, Senin pagi ini tercatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Yakni, dengan 99 kali gempa hembusan, 3 kali gempa guguran, 27 kali gempa tremor, 4 kali gempa tektonik jauh dan 1 kali gempa banjir.
"Dibandingkan dua hari berturut-turut sebelumnya, pada Sabtu (26/2) pagi, tercatat sebanyak 68 kali gempa hembusan, 7 kali gempa guguran, 1 kali gempa tektonik jauh, 1 kali gempa tremor dan 1 kali gempa banjir," papar Hendro Wahyudi.
Sedangkan, pada Minggu, (26/2/2012) pagi, tercatat 96 kali gempa hembusan, 5 kali gempa guguran, 3 kali gempa tremor dan 1 kali gempa tektonik jauh. "Termasuk, terjadinya 7 kali hembusan asap putih setinggi 400 meter," sambung Hendro Wahyudi.
Dengan peningkatan aktivitas ini, BPBD Kabupaten Lumajang mengaku was-was, terlebih meningkatnya gempa tremorharmonik yang terjadi selama 24 jam terakhir. Pasalnya, peningkatan gempa tremor ini kerap kali disebut-sebut sebagai pertanda sebuah gunung api akan bererupsi.
"Kewaspadaan ini, karena kami juga memiliki data referensi bahwa peningkatan gempa trmorharmonik kerapkali menjadi pertanda akan terjadinya erupsi pada gunung berapi. Hanya saja, yang namanya bencana tentu menjadi kuasa Allah dan kami meminta warga masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaannya," terangnya.
Soal himbauan seputar kewaspadaan kepada masyarakat ini, BPBD Kabupaten Lumajang tetap mengacu para rekomendasi dari pihak Vulkanologi, agar warga yang bermukim di zona bahaya di lereng tenggara dengan jarak 5 kilometer dari puncak Semeru, tidak diperbolehkan melanggar dengan melakukan aktivitas di sana.
"Selain itu, BPBD Kabupaten Lumajang juga meningkatkan sosialisasi kegawat-daruratan di wilayah rawan bencana erupsi Gunung Semeru. Bagi aktivits penambangan psir di DAS Semeru juga diimbau untuk waspada, jika sewaktu-waktu terjadi potensi luncuran lahar dingin," pungkas Hendro Wahyono.
(bdh/bdh)