Untuk menepis anggapan itu, 26 mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, mampu mendirikan komunitas robotic dengan bimbingan Ahmad Arif Kurdianto, dosen UIM yang juga alumnus ITS Surabaya.
Mereka yakni Mohamad Aminullah Hamzah, tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Informatika UIM, mencoba merangkul 25 orang temannya dan adik kelasnya.
"Alhamdulillah, Kamis 21 Juli 2011 lalu, tim robotic kami dirikan dan memulai beraktivitas merancang bangun robot smart dan robot analog," jelas Hamzah saat ditemui di lantai 2 kampusnya usai berdemo robot di hadapan Prof DR Isa Irawan, guru besar ITS dan DR Imam Muchlas, dosen ITS sebagai tim editor jurnal, Rabu (27/7/2011).
Menurut Prof Isa Irawan, minat akan perkembangan teknologi robotic harusnya sudah berkembang di Madura. "Terlebih lagi sumber daya manusianya juga terlihat sangat berminat mempelajari teknologi robotic," ujarnya, memberi kesan atas prestasi tim robotic UIM.
Di hadapan Prof Isa Irawan, 26 mahasiswa UIM anggota tim robotic berdemo memperlihatkan 9 unit robot analog dan 2 robot smart.
"Robot analog berhenti berhenti memutar di media jalan sampai habis arus listrik dalam batere. Sedangkan robot smart, jumlah perputaran lintasannya bisa diprogram," jelas Linda Evalina, anggota tim robotica.
Linda mengatakan, pergerakan robot analog dan robot smart diatur dan dikendalikan dengan sensor pada IC pemograman. Sensor yang mampu membaca garis warna putih itulah yang membuat robot analog dan robot smart bergerak maju di lintasan berkelok sepanjang 25 meter.
"Tim robotica mendapat dukungan finansial dari rektorat untuk mengikuti lomba-lomba robot di tanah air. Semisal lomba robotica tingka perguruan tinggi di Indonesia," tutup Linda.
(fat/fat)