Ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Jl Wilis gang IIA, Lingkungan Jarakan Kelurahan Ganung Kidul, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Sunarti hanya bisa terbaring di atas ranjang kayu beralaskan kasur dan perlak plastik. Selama 4 tahun lumpuh dia tak sekalipun tersentuh pengobatan modern.
"Ini paling besok atau lusa juga akan saya bawa ke alternatif di (Kecamatan) Prambon. Di sana ada terapi yang katanya bagus, mau saya coba bawa kesana," kata Rudi, ayah kandung Adit kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Rabu (20/4/2011).
Rudi mengaku selama ini memang hanya bisa mengandalkan pengobatan alternatif atas kelumpuhan yang dialami istrinya. Pendapatannya yang tak menentu tak ada jaminan biaya istri harus menjalani perawatan di rumah sakit. "Untuk kebutuhan hidup saja kadang seminggu saya hanya bisa ninggali tiga ratus (ribu). Kalau harus ke rumah sakit duit dari mana lagi," keluhnya.
Dari pengobatan alternatif, kata Rudi, istrinya didiagnosa tidak mengalami penyakit apapun dan diminta lebih banyak istirahat agar kelumpuhannya bisa segera sembuh. Diagnosa yang sama juga disampaikan dokter saat istrinya sempat mengalami pendarahan sesaat setelah melahirkan Adit.
"Tapi setelah melahirkan kan sehat, sampai Adit setahun bisa jalan. Saya pikir ya memang kecapekan saja. Anak-anaknya (dari pernikahan pertama Sunarti) nakal-nakal, ibunya jadinya kepikiran terus," terang Rudi.
Meski begitu dirinya berharap jika mendapat rezeki lebih, Rudi ingin sekali membawa istrinya berobat di rumah sakit. Dia mengaku tak tega melihat Adit harus menjadi perawat ibunya, saat dirinya harus meninggalkan rumah untuk kerja.
Sementara Adit, di usianya saat ini belum tahu benar penyakit apa yang diderita ibunya. Meski begitu dia dengan tulus ikhlas melakukan semua aktivitas memenuhi segala kebutuhan ibunya.
"Kasihan ibu atit (sakit)," kata Adit pelan.
Sebelumnya, bodah berusia 5 tahun bernama Muhammad Aditya, harus melakukan semua pekerjaan rumah untuk merawat ibunya yang lumpuh sejak 4 tahun silam. Pekerjaan mencuci piring dan baju, menanak nasi dengan peralatan seadanya, menyapu dan mengepel rumah serta menyiapkan air mandi sang ibu sudah menjadi rutinitas dalam kesehariannya. Yang memprihatinkan, karena keterbatasan ekonomi juga menjadikannya tak memiliki kesempatan bersekolah.
Sementara bagi pembaca yang ingin menyumbangkan sebagian rezekinya untuk Adit silahkan bergabung dengan forum.detiksurabaya.com (DSC) dan mentransfer di nomor rekening di bawah ini dengan kode 204. Contoh bagi yang menyumbang Rp 100.000 menjadi Rp 100.204. Kode ini dilakukan untuk memisahkan dana yang masuk dengan baksos lain yang sedang berjalan.
Bank BCA Cab. Sidoarjo Sun City
A/C 6155006599
a/n Achmad Lutfi
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini