Pak Chris, begitu Christianus Hendrianto biasa disapa mulai menetap di kompleks pemakaman dan penyimpanan abu jenazah Pohsarang, Desa Pohsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sejak November 2007 silam, atau sebulan setelah istrinya
Poppy Lisa Widiawati (63) meninggal pada 17 Oktober.
Keputusan itu dijalani setelah upaya tinggal bersama anak di Surabaya, tak menjadikan tenang dan terus teringat pada keberadaan istrinya.
"Sebelum meninggal dia memang berpesan, kalau saya bisa saya diminta tinggal bersama anak. Tapi kalau tidak bisa saya diminta tinggal sendiri," kata Pak Chris kepada detiksurabaya.com yang ditemui di Kompleks Gereja Pohsarang, Rabu (22/12/2010).
Pria berjenggot putih mengatakan, keputusan yang diambil merupakan yang terbaik. Dia mengaku sempat sebulan menetap di Surabaya bersama anak kandung, menantu dan 2 cucunya, namun fikirannya tetap teringat akan keberadaan istri tercinta.
Pak Chris yang mengaku sempat mencapai kejayaan saat bersama sang istri menjabat sebagai petinggi salah satu pabrik barang pecah belah keramik di Tangerang mengungkapkan, istrinya adalah segala-galanya dalam hidupnya. Poppy Lisa Widiawati yang asli dari Probolinggo dinikahinya pada tahun 1970 dan selama 27 tahun berkeluarga cek-cok kecilpun diakui tak pernah terjadi.
"Prinsip saya adalah saya bisa ada di dunia karena ibu dan ibu seorang wanita. Memuliakan wanita termasuk istri, bagi saya merupakan wujud memuliakan ibu yang sudah melahirkan saya," ungkap tegas Pak Chris.
Keberadaan Pak Chris di lokasi penyimpanan abu jenazah Pohsarang, sepintas mirip seorang gelandangan, diakui tidak dipermasalahkan oleh pihak gereja. Ini karena dalam kesehariannya dihabiskan untuk bersih-bersih lokasi, tidak hanya padakotak penyimpanan abu jenazah istri yang telah dibeli seharga Rp 6 juta.
"Ibaratnya ini KPR paling murah. Saya juga sudah membeli, termasuk papan penutup sudah saya buat untuk jaga-jaga kalau saya mati," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini