"Nekat nanti malah terjaring razia dan urusannya panjang. Mendingan pulang mas," kata salah seorang PSK di Eks Lokalisasi Bong Chino, Ajeng (32) saat ditemui detiksurabaya.com di sela sosialisasi penutupan oleh Satpol PP, Senin (9/8/2010).
Wanita berparas ayu dengan lesung pipit mengaku asal Magetan menjelaskan, dia akan kembali ke aktivitas lamanya sebagai pedagang kelontong, yang selama dikelola oleh ibunya saat ditinggal. Keputusan itu diakui yang terbaik, sembari beristirahat saat puasa.
"Nakal masak ya terusan, sekali-kali kan boleh berhenti," jelasnya enteng.
Hal senada diungkapkan Nurma, PSK penghuni salah satu wisma di Eks Lokalisasi Gedangsewu, Pare. Dia mengaku akan pulang ke kampung halamannya di Jombang, karena memang tempat kerjanya diharuskan tutup sepanjang Ramadan.
"Tapi nggak tahu mau kerja apa. Itu dipikir nanti saja, yang penting sekarang pulang, karena memang nggak boleh lagi buka praktek," ungkap Nurma.
Dia mengaku jika praktek sembunyi-sembunyi, sangat berisiko. Karena bila tertangkap tak hanya didata, namun juga terancam dikirim ke panti sosial menjalani pembinaan.
Secara terpisah Kepala Satpol PP Kabupatenm Kediri Agung Joko Retmono, membenarkan jika pihaknya akan menutup total 8 eks lokalisasi selama Ramadan. Keputusan itu diakui sesuai dengan instruksi bupati, guna menjaga kesucian pealksanaan puasa dari hal-hal yang bermau maksiat.
"Kami hanya menjalankan perintah dan ini sudah tradisi tahunan," ujar Agung.
Sementara khusus tempat hiburan malam seperti cafe dan rumah karaoke, Agung
mengakui jika pihaknya masih memberikan kelonggaran. Lokasi usaha tersebut
diizinkan buka dengan pembatasan jam operasional, yaitu pukul 20.00 WIB sampai
23.00 WIB.
"Meski kami izinkan buka, kami juga sampoaikan imbauan agar hal-hal yang sifatnya mengarah ke maksiat agar dihindarkan. Seperti pekerjanya, kami minta mengubah penampilannya lebih sopan," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini