Kedatangan Pelajar Madiun Raih Emas di Turki Diwarnai Kebahagiaan

Kedatangan Pelajar Madiun Raih Emas di Turki Diwarnai Kebahagiaan

- detikNews
Selasa, 25 Mei 2010 15:09 WIB
Madiun - Suasana kebahagiaan mewarnai kedatangan 2 pelajar SMAN 5 Kota Madiun yang mengusung medali emas dalam olimpiade internasional tingkat pelajar usia 13-18 tahun.

Dua pelajar, Nina Milasari (17) kelas XI IPA 2 dan Cristina Kartika Bintang Dewi(16) kelas X 8 mengikuti International Environmental Project Olympiad (Inepo) 2010 di Kota Istanbul, Turki. Mereka tampak meneteskan air mata saat semua guru dan teman-temannya mengucapkan selamat atas prestasi menciptakan batu bata tahan gempa tersebut.

Mereka mengaku bangga bisa mendapatkan medali emas bersama dengan 10 tim lainnya dari 110 finalis di 45 negara. "Alhamdulilah meski kemarin sempat was-was mengenai anggaran biaya pemberangkatan akhirnya bisa berangkat dan dapat medali emas ini," jelas Nina sambil mengusap air mata kepada wartawan usai ucapan selamat dari teman-temannya, Selasa (25/5/2010).

Nina menambahkan, dari 11 peraih emas tersebut 3 diantaranya dari Indonesia yakni timnya SMAN 5 Kota Madiun untuk kategori fisika dan 2 tim lain kategori Kimia yakni siswa dari SMA Semesta Bilingual Boarding School (BBS), Semarang, Jawa Tengah dan SMA Santa Laurensia, Serpong, Tangerang, Banten.

Kebahagian juga tampak dari wajah Cristina yang meminta agar semua teman-temannya bisa lebih kreatif untuk melakukan hal-hal yang bisa membanggakan nama Indonesia utamanya SMAN 5 sendiri.

"Buat teman-teman jangan patah semangat tunjukkan kalau kita semua bisa lebih baik dan terus berkreatif," ungkap Crhistina di sela-sela memberi sambutan
upacara.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa batu bata tahan gempa dari temuan karya ilmiah SMAN 5 kota Madiun ternyata jauh lebih kuat dari pada batu bata yang dijual di pasaran. Meski belum dilakukan uji oleh lembaga penguji namun dari hasil pengujian manual ternyata lebih kuat 25% dari batu bata yang dipasarkan.

Dalam penelitian pembuatan batu bata tahan gempa tersebut dengan komposisi perbandingan bahan bata yakni 15% dust atau abu limbah pabrik gula dan 85% tanah liat mampu menahan beban 91831,56 Pa. Dengan demikian apabila batu bata disusun
untuk tembok maka batu bata yang paling bawah akan menopang beban yang lebih ringan di sampingnya.

Perbandingan biaya pembuatan batu bata tahan gempa dengan batu bata yang dipasaran yakni untuk batu bata tahan gempa untuk 1.000 bata dengan harga Rp 350 ribu biaya pembuatan Rp 160 ribu dengan laba yang didapat Rp 190 ribu. sedangkan batu bata biasa di pasaran untuk 1.000 bata dengan harga Rp 350 ribu biaya pembuatan Rp 172 ribu dengan laba yang di dapat Rp 178 ribu. Mesi laba yang di dapat hanya selisih Rp 12 ribu namun tingkat kekuatan sangat mendukung.
(fat/fat)
Berita Terkait