Tapi tidak menurut pakar ikan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Prof Dr Ir Eddy Suprayitno.
Menurut Eddy, lele atau dalam bahasa ilmiahnya Clarias yang ditemukan warga adalah hal yang biasa. Ikan berbentuk bengkok itu sama dengan kelahiran pada manusia. Ada yang terlahir kembar atau cacat. Hal yang sama juga terjadi dengan ikan lele atau nama lainnya ikan keli.
"Itu sesuatu yang wajar. Tidak ada yang aneh, dalam setiap kelahiran pasti ada yang terlahir sempurna dan tidak sempurna," ungkap Eddy Suprayitno saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Selasa (29/9/2009).
Lele yang ditemukan warga kemungkinan jelas dia masuk dalam spesies lele dumbo atau lele ukuran besar. Di Indonesia ungkap dia, ada dua jenis lele, yakni lele lokal dan lele dumbo.
"Berdasarkan deskripsinya lele itu masuk dalam spesies lele dumbo. Ini berasal dari Afrika. Badannya besar dan hitam," tuturnya.
Ketika disinggung mengenai lele berwarna putih? Dia mengatakan lele berwarna putih biasa disebut lele albino. Lagi-lagi menurutnya hal itu juga wajar. "Ada itu masuk dalam lele albino. Sama dengan manusia juga," jelasnya.
Lele bengkok atau bengkok tambah Eddy dipengaruhi faktor lingkungan dan juga pola hidup serta asupan makanannya. "Lingkungan juga berpengaruh. Kalau asupannya bagus hasilnya juga bagus," ujarnya.
Dia mengungkapkan lele yang ditemukan warga bukan lele yang aneh dan beracun. Masyarakat tetap bisa menkonsumsi lele itu. Hanya saja jika lele itu ditemukan di dekat daerah mengandung racun seperti dekat kawasan industri, dia meminta masyarakat jangan memakannya sebab ada kandungan mercurynya.
"Kalau ditemukan di sumur layak untuk di makan. Kecuali dekat dengan pusat industri jangan di makan," tandasnya.
(wln/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini