Benda purbakala itu sepintas mirip dengan guci bulat yang berukuran kecil. Namun jika diamati lebih detail lagi, sepertinya ada bagian yang hilang. Tepatnya dibagian atas. Hal itu bisa dilihat dengan adanya guratan kasar, seperti bekas keramik pecah.
Jika utuh, diperkirakan benda tersebut adalah sebuah keramik menyerupai bentuk vas bunga. Motif kembang berwarna biru mirip dengan motif keramik yang berasal dari zaman Dinasti Ming, China. Di bagian bawahnya, melingkar motif yang bergambar mirip alat kelamin pria.
Yusuf (35) dan Winarto (35), keduanya warga Dusun Kedung, Dandang Desa Panjen, Muncar, yang menemukan benda bersejarah tersebut. Benda itu ditemukan keduanya saat menggali tanah di proyek pembangunan kantor Kecamatan Muncar. Mereka mengaku menemukan di kedalamam sekitar 2 meter, saat menggali tanah berukuran 1,5 m X 3 m yang diperuntukan sebagai septic tank.
"Dua meter itu terbagi tanah biasa dan tanah cadas. Nah peris di bawah tanah cadas ada benda itu yang terbenam di tanah yang teksturnya dan warnanya mirip abu," jelas Winarto, menceritakan kronologis penemuannya, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Selasa (8/9/2009) siang.
Di lubang yang sama mereka juga menemukan benda bersejarah lainnya. Serpihan keramik berwarna putih, serta reruntuhan pondasi bangunan kuno dari batu bata berukuran besar. Batu bata tersebut mirip dengan batu bata di situs kerajaan Majapahit di Mojokerto.
Sebelum menemukan keramik mirip guci, timpal Yusuf, mereka sebenarnya terlebih dahulu menemukan benda-benda bersejarah lainnya. Seperti gentong tanah, kendi tanah, cobek batu, mangkok tanah, lemper. Dan reruntuhan bangunan batu bata berukuran besar dalam posisi vertikal.
Benda-benda tersebut ditemukan di kedalaman yang sama dan tersebar di areal dimana kantor Kecamatan Muncar berdiri dan sedang dilakukan rehab total.
Sayangnya, benda-benda tersebut tak diselamatkan terlebih dahulu. Kecuali guci, semua benda yang ditemukan dalam kondisi rusak seiring berjalannya proyek pembangunan.
"Tahunya kalau ada benda-benda itu, pas linggis saya terbenam cukup dalam saat saya ayunkan. Padahal tanahnya cadas. Saya gali perlahan ternyata ada gentongnya. Sayangnya sudah lapuk, tersentuh tangan saja langsung mreteli, akhirnya kami biarkan saja," cerita Yusuf panjang lebar, yang menduga jika disitu pernah berdiri pemukiman masa kerajaan.
Selain itu, kerusakan juga diakibatkan alat gali lainnya. Bahkan, benda itu dibiarkan terkubur kembali di bawah bangunan beton. Sisanya dibiarkan begitu saja bercampur dengan tanah hasil galian yang ada. Sepertinya pihak kantor Kecamatan Muncar sendiri menganggap penemuan tersebut hal yang biasa. Padahal dari benda-benda itulah sejarah setempat bisa dipelajari dan ditelusuri.
"Banyak serpihan-serpihannya di sini Pak, tapi sudah bercampur tanah di bagian bawah," jelas salah seorang tukang bangunan, sambil menunjuk ke arah tumpukan tanah bekas galian.
Dari situlah muncul keyakinan jika sebenarnya areal perkantoran Kecamatan Muncar dulunya merupakan bagian kompleks Kerajaan Blambangan. Sebab, tak jauh dari sana terdapat situs Umpak SOngo, yang merupakan bekas bangunan utama Kerajaan Blambangan. Ditambah lagi, masih adanya sebagian tembok kerajaan Blambangan yang masih berdiri hingga kini.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini