Diantaranya adalah pembangunan Early Production Facility (EPF) di Desa Gayam, Begadon dan Ringin Tunggal Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Proyek yang dibangun atas lahan 20 hektar itu dikerjakan oleh PT Hannover asal Amerika, sub kontraktor Exxon Mobil Oil.
"Fungsi utama EPF adalah sebagai selling point (pusat penjualan) migas hasil tambang Banyu Urip. Tapi disitu ada pengolahan awal antara minyak dan gas," kata Public Affairs Manager Exxon Mobil, Deva Rahman pada detiksurabaya.com, Rabu (29/10/2008).
Hasil tambang dari sumur Banyu Urip disalurkan ke EPF yang berjarak sekitar 2,5 km. Setelah melalui sedikit pengolahan, EPF akan memisahkan antara minyak dan gas. Terkait pola distribusi apakah disalurkan melalui pipa atau truk tangki (trucking) tergantung pada pihak pembeli.
Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan Exxon Mobil sebagai pengelola tambang Blok Cepu mendatangkan mini rig (alat bor) milik PT Century Dinamika Drilling. Fungsinya untuk membersihkan 5 buah lubang sumur minyak sebelum dilakukan eksploitasi (penyedotan) .
"Target produksi kita pada Lapangan Banyu Urip mulai bulan Desember 2008 nanti. Proyeksi awal kita produksi sekitar 20 ribu barrel per hari dari 5 sumur yang ada," ungkap Deva Rahman melalui telepon.
Selain EPF, fasilitas produksi lain yang dibangun adalah mini refinery (kilang) milik PT Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecmaatan Kalitidu, Bojonegoro. Kini pengerjaannya sudah hampir mencapai tahap 90 persen rampung.
Di dalam kilang mini itu terdapat 2 unit tangki penampungan minyak berdiameter lebar 18 meter dan tinggi 12 meter. Kilang mini tersebut mampu menampung dan mengolah minyak mentah hingga 21 ribu barel per hari. (gik/bdh)