Lazimnya masjid di bawah tanah, Masjid Goa Muhammad tidak bisa dilihat dari luar.Masjid ini berada tepat di bawah Masjid Agung Wisnu Manunggal, di Dusun Losari, Desa pekukuhan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Untuk sampai di masjid ini, kita harus menempuh perjalanan sepanjang sekitar 14 kilometer
dari arah Kota Mojokerto. Sesampai di Masjid Agung Wisnu Manunggal, setiap peziarah
akan mendapati bangunan masjid biasa.
"Sepintas sama sekali tidak ada keunikan dan keanehan. Kecuali jika kita masuk bersama dengan para santri atau jamaah masjid ke dalam tanah," kata Imam Malik memaparkan kondisi di kawasan itu.
Untuk sampai ke Masjid Goa Muhammad, setiap peziarah harus melewati gapura di sebelah
timur bangunan induk masjid. Gapura itu merupakan pintu menuju masjid bawah tanah.
Di samping timur bangunan induk, terdapat sebuah lorong sempit.
Dengan kedalaman sekitar 5 meter hingga 7 meter, setiap peziarah yang datang harus
masuk secara berjajar ke belakang. Sebab lorong itu hanya bisa dilewati seorang saja. "Ini kami namakan Goa Muhammad, sebagai bentuk penghormatan kami," kata Imam Malik.
"Shalla Allahu robbuna 'ala nuril mubin ahmadal musthofa sayyidil mursalin wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in," ucap seorang santri sembari diikuti setiap peziarah saat masuk dan melewati lorong-lorong di perut bumi tersebut.
Di sepanjang dinding lorong yang terbuat dari tanah dan pasir, tertempel tulisan nama-nama Allah atau pujian terhadap Rasulullah Muhammad SAW, seperti beberapa penggalan bacaan Maulid-Diba dan Barzanji.
Sejak ditemukan tahun 1995 dan usai dibangun tahun 1997 lalu, Masjid Goa Muhammad
ini memiliki ruang utama bawah tanah yang terdiri atas tujuh pintu. Tujuh pintu lorong ini digunakan sebagai baris salat.
Setiap lorong bisa ditempati sekitar 7 orang untuk salat. Sehingga saat salat jamaah, masjid bawah tanah ini cukup menampung sekitar 50 orang dengan seorang imam. "Masjid ini ramai jika bulan Suro atau malam Jumat Legi," kata Imam menjelaskan.
Masjid ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi setiap orang, untuk lebih khusyuk saat berdzikir atau salat. Sebab saat berada di dalam tanah, tiada yang terdengar kecuali keheningan dan kegelapan.
"Kala berada di dalam masjid ini, kita semua pasti ingat mati. Ini menyebabkan kita semakin dekat dengan Allah dan semakin khusyuk," kata Taufiq Lubis, peziarah asal Jombang yang datang bersama seorang temannya, Senin (22/9/2008). (bdh/bdh)