Jenazah SAR (14), bocah perempuan asal Dukuh Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, disimpan keluarganya selama lebih dari 2 bulan. Berikut fakta terbaru dari temuan menghebohkan ini.
Berawal kecurigaan tetangga
Kecurigaan tetangga menjadi awal terungkapnya rahasia keluarga ini. Warga curiga, SAR sudah berbulan-bulan tidak menampakkan diri.
"(warga) Curiga atas apa yang menimpa anak yang dikabarkan lama sakit itu, tidak (pernah) tampak seperti biasanya," ujar Camat Moga, Umroni, saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Pemalang, Selasa (11/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga ungkap kondisi jenazah
Meski sudah sekitar 2,5 bulan disimpan di dalam rumah, mayat SAR (14), tidak mengeluarkan bau busuk. Tokoh agama Desa Plakaran, Zaenuri, yang sempat masuk ke lokasi mayat disimpan, mengungkap kondisi mayat remaja perempuan itu.
"Kondisinya (mayat SAR) sudah berwarna cokelat gelap dan kehitam-hitaman," ujar Zaenuri, saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).
Zaenuri adalah tokoh agama Desa Plakaran yang turut membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat siswi kelas 1 SMP itu. Dia mengaku sempat masuk ke kamar lokasi jenazah SAR disimpan.
"Saya sempat ke kamarnya (tempat di mana mayat SAR diletakkan dalam posisi tidur), tapi tidak merasakan bau apa-apa. Ya normal, biasa," kata Zaenuri.
Hasil tes medis polisi
Sesosok mayat gadis remaja SAR (14) ditemukan disimpan dalam rumahnya di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Polisi mengungkap hasil pemeriksaan medis pada mayat SAR.
"Sebelum dimakamkan, korban dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis dari puskesmas. Hasilnya, dinyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan," ujar Kapolres Pemalang, AKBP Ari Wibowo, kepada detikcom di ruang kerjanya, Rabu (12/1).
Ari juga mengungkap tim medis Puskesmas Moga menyimpan rekam medis SAR semasa hidup. Diketahui SAR sempat memeriksakan diri ke puskesmas beberapa bulan silam.
"Dan berdasarkan dari rekam medis, bahwa korban beberapa bulan yang lalu melakukan pengobatan di puskesmas setempat. Dan hasil rekam medis memang mengidap penyakit TB paru," jelasnya.
Keluarga diperiksa psikolog
Polisi telah mengirimkan psikolog untuk memeriksa dan memberi pendampingan kepada orang tua SAR. Polisi berharap bisa mengetahui secara pasti kondisi psikolog kedua orang tua SAR dan anggota keluarga lainnya.
"Sampai saat ini kami masih mendalami (temuan kasus penyimpanan mayat). Kami berkoordinasi dengan Polda (Jateng) yang mengirimkan tenaga psikologi untuk melakukan pendampingan dan trauma healing pada keluarga korban," ujar Kapolres Pemalang, AKBP Ari Wibowo, saat ditemui detikcom di kantornya, Rabu (12/1).
Keluarga SAR ternyata sudah dua kali simpan mayat. Simak halaman berikutnya..