7 Fakta Terbaru Geger Keluarga 2 Bulan Simpan Mayat Gadis di Pemalang

Round-Up

7 Fakta Terbaru Geger Keluarga 2 Bulan Simpan Mayat Gadis di Pemalang

Robby Bernardi - detikNews
Kamis, 13 Jan 2022 09:11 WIB
Pemalang -

Jenazah SAR (14), bocah perempuan asal Dukuh Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, disimpan keluarganya selama lebih dari 2 bulan. Berikut fakta terbaru dari temuan menghebohkan ini.

Berawal kecurigaan tetangga

Kecurigaan tetangga menjadi awal terungkapnya rahasia keluarga ini. Warga curiga, SAR sudah berbulan-bulan tidak menampakkan diri.

"(warga) Curiga atas apa yang menimpa anak yang dikabarkan lama sakit itu, tidak (pernah) tampak seperti biasanya," ujar Camat Moga, Umroni, saat ditemui detikcom di Mapolsek Moga, Pemalang, Selasa (11/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga ungkap kondisi jenazah

Meski sudah sekitar 2,5 bulan disimpan di dalam rumah, mayat SAR (14), tidak mengeluarkan bau busuk. Tokoh agama Desa Plakaran, Zaenuri, yang sempat masuk ke lokasi mayat disimpan, mengungkap kondisi mayat remaja perempuan itu.

"Kondisinya (mayat SAR) sudah berwarna cokelat gelap dan kehitam-hitaman," ujar Zaenuri, saat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (11/1).

ADVERTISEMENT

Zaenuri adalah tokoh agama Desa Plakaran yang turut membujuk keluarga SAR agar bersedia menguburkan mayat siswi kelas 1 SMP itu. Dia mengaku sempat masuk ke kamar lokasi jenazah SAR disimpan.

"Saya sempat ke kamarnya (tempat di mana mayat SAR diletakkan dalam posisi tidur), tapi tidak merasakan bau apa-apa. Ya normal, biasa," kata Zaenuri.

Hasil tes medis polisi

Sesosok mayat gadis remaja SAR (14) ditemukan disimpan dalam rumahnya di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Polisi mengungkap hasil pemeriksaan medis pada mayat SAR.

"Sebelum dimakamkan, korban dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis dari puskesmas. Hasilnya, dinyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan," ujar Kapolres Pemalang, AKBP Ari Wibowo, kepada detikcom di ruang kerjanya, Rabu (12/1).

Ari juga mengungkap tim medis Puskesmas Moga menyimpan rekam medis SAR semasa hidup. Diketahui SAR sempat memeriksakan diri ke puskesmas beberapa bulan silam.

"Dan berdasarkan dari rekam medis, bahwa korban beberapa bulan yang lalu melakukan pengobatan di puskesmas setempat. Dan hasil rekam medis memang mengidap penyakit TB paru," jelasnya.

Keluarga diperiksa psikolog

Polisi telah mengirimkan psikolog untuk memeriksa dan memberi pendampingan kepada orang tua SAR. Polisi berharap bisa mengetahui secara pasti kondisi psikolog kedua orang tua SAR dan anggota keluarga lainnya.

"Sampai saat ini kami masih mendalami (temuan kasus penyimpanan mayat). Kami berkoordinasi dengan Polda (Jateng) yang mengirimkan tenaga psikologi untuk melakukan pendampingan dan trauma healing pada keluarga korban," ujar Kapolres Pemalang, AKBP Ari Wibowo, saat ditemui detikcom di kantornya, Rabu (12/1).

Keluarga SAR ternyata sudah dua kali simpan mayat. Simak halaman berikutnya..

Sudah 2 kali simpan mayat


SAR ternyata bukan kasus pertama. Keluarga itu juga pernah melakukan hal sama setahun silam.

Rumah yang berada di Dusun Sukatapa, Desa Plakaran, Kecamatan Moga itu dihuni oleh keluarga Prihati (36) dan suaminya Rahmad (38), serta kakak laki-laki Prihati. Belakangan terungkap, keluarga ini menyimpan mayat adik laki-laki Prihati pada setahun silam. Namun saat itu tetangga mencium bau busuk sehingga akhirnya keberadaan mayat dalam rumah itu terbongkar.

Camat Moga, Umroni, mengungkap mayat adik Prihati saat itu sempat disimpan dalam rumah selama sekitar sepekan. Setelah ketahuan, warga setempat mendesak keluarga itu memakamkan jenazah tersebut.

Ortu penganut aliran tertentu

Camat Moga, Umroni mengungkapkan, kasus disimpannya mayat SAR selama berbulan-bulan dikarenakan paham tertentu yang diyakini orang tua SAR. Orang tua SAR percaya akan ada pihak yang menghidupkan kembali anak semata wayangnya.

"Belakangan diketahui orang tuanya (SAR) mengikuti keyakinan tertentu yang membolehkan jenazah anaknya disimpan di rumahnya, dengan pemahaman anaknya masih hidup dan ada pihak tertentu yang bisa membangunkan atau menghidupkan kembali," ucap Umroni.

MUI turunkan tim

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pemalang akan mengerahkan tim untuk menelusuri peristiwa orang tua yang mengawetkan dan menyimpan mayat anaknya di dalam rumah hingga berbulan-bulan. MUI Pemalang bakal menggali informasi lengkap mengenai peristiwa yang mencuri perhatian masyarakat itu.

"Biasanya di MUI kalau ada laporan atau kejadian di masyarakat seperti itu, akan diturunkan tim untuk mengecek, entah itu karena kelalaian atau karena ada aliran yang tidak pas, atau menyimpang," kata Ketua MUI Pemalang, KH Ahmad Saefullah, saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (12/1).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads