Batu Yoni di pekarangan warga Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah memiliki keunikan karena berhias kepala naga. Karena menarik, sudah dua kali ada orang menawarkan motornya untuk ditukar dengan Yoni itu, namun selalu ditolak.
"Sekitar tahun 1990, pernah hendak ditukar motor bebek tapi saya tidak boleh. Lalu pernah dibawakan motor CB, saya juga tidak boleh," ungkap Mugo Laksono (66), pemilik pekarangan pada detikcom, Sabtu (8/1/2022).
Mugo mengatakan saat itu dirinya terus dirayu agar mau menukar Yoni dengan sepeda motor. Bahkan dirinya dikatakan bodoh karena menolak tawaran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dibilang goblok, batu ditukar motor kok tidak boleh, dibilang apa saya mau naik batu. Tapi saya tetap tidak mau," terang Mugo.
Bahkan karena jengkelnya, lanjut Mugo, ada yang pernah mengancam hendak mencuri Yoni tersebut. Tapi dia yakin tidak akan mudah.
"Ada yang bilang kalau tidak boleh ditukar atau dibeli akan dicuri. Saya silahkan karena tidak mungkin, pasti ketahuan karena Yoni itu berat, dulu mindah saja orang lima," papar Mugo.
Menurut Mugo, sebelum didata, sekitar tahun 1970 Yoni itu pernah akan dibawa ke Candi Borobudur. Tapi tidak jadi karena jelas perbedaan zaman.
"Tidak jadi dibawa karena ini zaman Hindu, padahal Borobudur itu kan candi Budha. Setelah itu mau dibeli orang Kartasura, sampai tiga kali saya tidak boleh," jelas Mugo.
Keluarganya, sebut Mugo, bersikukuh tidak akan menjual atau menukar Yoni itu dengan apapun. Sebab leluhurnya meminta agar batu itu dirawat.
"Ibu saya berpesan agar jangan diberikan ke siapapun, ditukar dengan apapun jangan mau. Tapi kalau mau diminta yang berhak, yaitu negara, ya silahkan," imbuh Mugo.
Lihat juga video 'Menengok Relief Raksasa di Taman Sejarah Majalengka':
Kades Ngawen menceritakan sejarah batu Yoni, selengkapnya di halaman berikutnya..
Ditemui secara terpisah, Kades Ngawen, Sofik Ujianto mengatakan batu Yoni itu dulu ditemukan di pekarangan leluhur Mugo Laksono. Karena pekarangannya dijual, batu Yoni dipindah ke tempatnya sekarang.
"Dulu itu di pekarangan sisi timur Pak Mugo. Tapi karena pekarangan dijual, Yoni dipindah ke dekat rumah Pak Mugo," terang Sofik kepada detikcom.
Menurut Sofik, batu Yoni itu sudah terdata di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten. Petugas juga mengecek Yoni tersebut secara berkala.
"Sudah didata dan sering dicek. Tidak boleh juga dibawa ke balai desa karena itu untuk napak tilas sejarah," terang Sofik.
Diberitakan sebelumnya, sebuah batu Yoni selama puluhan tahun berada di pekarangan warga Dusun Sogaten, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah. Yoni tersebut memiliki tampilan unik karena berornamen kepala naga.
Dari pantauan detikcom, sekilas batu Yoni ini tidak berbeda dengan Yoni pada umumnya. Yoni ini terbuat dari batu andesit dengan bentuk kubus.
Ukuran Yoni tersebut sekitar 1 x 1 meter dengan tinggi juga sekitar semeter. Tampak lubang tempat lingga atau arca sudah mulai rusak.