Benda tersebut ditemukan seorang nelayan yakni Maryono mencari ikan di perairan Gunungkidul, tepatnya selatan Pantai Baron, Minggu (19/12) siang. Maryono mendapati benda berukuran besar terombang-ambing di laut.
Karena benda itu jarang dia temui, selanjutnya Maryono melaporkan kepada petugas SAR yang berjaga di Pantai Baron melalui sambungan telepon. Mendapat laporan tersebut, Tim SAR langsung mendatangi lokasi penemuan benda tersebut menggunakan jetsky dan perahu jukung.
"Setelah dicek ternyata benda itu EWS tsunami. Alat itu tepat berada di perairan Gunungkidul 8Β°09'57.1"S 110Β°32'39.9"E atau 3 mill dari garis pantai," Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto.
Selanjutnya, Tim SAR menarik EWS tsunami itu menggunakan perahu jukung untuk dibawa ke Pantai Baron. Menurutnya, perjalanan dari lokasi penemuan hingga ke Pantai Baron memakan waktu sekitar 2 jam.
Namun belakangan SAR Satlinmas Wilayah II Kabupaten Gunungkidul mengklarifikasi temuan benda tersebut bukan EWS tsunami, namun Research Moored Array for African Asian Australian Monsoon Analysis and Prediction (Rama) Buoy.
"Jadi bukan EWS tsunami, tapi (benda yang ditemukan di perairan Gunungkidul) Rama Buoy. Itu informasi terakhir dari BMKG," kata Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono kepada wartawan, Minggu (19/12) malam.
Terkait apa itu Rama Buoy, Marjono menjelaskan bahwa merujuk informasi BMKG benda tersebut berfungsi untuk memantau cuaca. Rama Buoy itu terpasang di perairan Samudera Hindia. Saat ini, kata Marjono, Rama Buoy itu telah diamankan di sungai bawah tanah Baron.
"Temuan ini sudah diamankan di sungai bawah tanah Baron. Selain itu agar tidak kembali hanyut anggota SAR sudah mengkaitkan tali untuk penguat agar tidak terbawa arus," ucapnya.
Lihat juga video 'PVMBG Ungkap Penyebab Gempa M 7,4 di Laut Flores!':
(mbr/mbr)