Ulul mengungkap pihaknya sudah menurunkan tim geolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat early warning system (EWS) juga telah dipasang di dekat permukiman warga.
"Sehingga jika terjadi suatu bahaya atau pergerakan tanah akan mudah diketahui dan direspons cepat," terang Ulul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya ngomongnya ancaman erupsi. Di atas permukiman itu ada mahkota longsor juga, namun tidak begitu besar. Yang paling bahaya permukiman amblas ke bawah. Kawah Gunung Sipandu kita tidak sampai 200 meter. Kalau terjadi hujan lebat rekahan bisanya besar. Saran saya pindah, relokasi," jelasnya.
Untuk diketahui, Dusun Rejosari, Desa Prenten, Kecamatan Bawang, dihuni oleh 172 KK yang terdampak akibat perluasan Kawah Sipandu. Sebanyak 10 KK di antaranya menempati rumah yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari titik kawah aktif.
(sip/ams)