Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat ada 54 hektare (Ha) lahan pertanian terdampak hama tikus selama musim hujan sejak November kemarin. Untuk itu DPP melakukan sosialisasi pembasmian hama tikus agar petani bisa melakukan pembasmian secara mandiri.
"Dari data kami, ada 54 hektare lahan pertanian yang terdampak hama tikus di Gunungkidul," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) DPP Gunungkidul Jayadi saat ditemui wartawan di Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (9/12/2021).
Menurutnya, serangan hama tikus tersebut merata di sejumlah Kapanewon di Gunungkidul. Seperti halnya lahan pertanian di Kapanewon Playen hingga Kapanewon Saptosari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi lahan pertanian yang terdampak hama tikus itu terjadi seperti di Kapanewon Playen, Paliyan, hingga zona selatan seperti Tanjungsari," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya tengah berupaya melakukan pengendalian dan pembasmian hama tikus. Semua itu agar tidak mengganggu tanaman pangan yang berujung pada gagal panen.
"Untuk proses pembasmian kami mengandalkan umpan beracun serta emposan," ucapnya.
Perlu diketahui, emposan berarti alat untuk mengembuskan. Di dunia pertanian emposan merujuk pada alat untuk mengatasi hama tikus.
Nantinya, bahan aktif pembunuh tikus didorong dengan emposan agar masuk ke dalam lubang tikus. Sehingga tikus mati di dalamnya. Bahan aktif yang digunakan untuk membunuh tikus dengan emposan manual biasanya belerang.
"Saat ini terdapat persediaan umpan sebanyak 100 kilogram (kg) dan emposan sekitar 20 kg. Jadi petani bisa dapatkan bahan pembasmi dengan mengajukan rekomendasi ke PUPT dan DPP Gunungkidul," ucapnya.
"Tapi bahan ini hanya sebagai stimulan. Karena kami tetap berharap agar petani bisa melakukan pembasmian hama secara mandiri," lanjut Jayadi.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengungkapkan telah banyak mendapat laporan tentang serangan hama tikus pada tanaman jagung dan padi. Untuk itu dia meminta petani juga bisa mengendalikan hama tikus secara mandiri.
"Apa yang dilakukan dari dinas (DPP) hanya pemicu saja, selebihnya kami berharap petani bisa membasmi hama tikus secara mandiri. Kenapa? Agar sampai jadi gagal panen, apalagi kondisi petani belum sepenuhnya pulih akibat pandemi," katanya.