Adidas Singapura akhirnya meminta maaf setelah akun Instagram miliknya sempat menyebut wayang kulit berasal dari Malaysia. Menengok jauh ke belakang, sejarah wayang kulit di Pulau Jawa berawal dari nilai spiritual di masa lalu.
"Wayang bermula dari kegiatan animisme dan dinamisme untuk penyembahan arwah leluhur. Wayang berasal dari kata Wa Hyang, artinya menuju leluhur atau nenek moyang," ujar Dekan Fakultas Pertunjukan Seni ISI Solo, Sugeng Nugroho, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (16/11/2021).
Kegiatan itu (penyembahan), lanjut Sugeng, sebenarnya masih ada sampai sekarang hanya saja bentuknya berbeda, seperti ruwat bumi. Pria yang juga sebagai dalang itu mengatakan, bukti wayang dari Jawa terbukti ada mulai abad ke-VII.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukti itu seperti yang ada di beberapa prasasti. Bahkan di prasasti Wukajana berangka tahun 907 Masehi disebutkan bahwa bukti bahwa wayang waktu itu digunakan untuk pemujaan arwah leluhur," tuturnya.
Bukti itu diperkuat dengan kitab Wertasancaya tulisan Empu Tan Akung masa raja Kediri. Dalam kitab tersebut banyak menceritakan tentang perabot pertunjukan wayang, seperti kelir dan gamelan iringan wayang.
"Wayang kulit sudah ada ada Serat Wiwaha Empu Kanwa, pada 1019-1042 disebutkan wayang pada saat itu dibuat dari kulit ditata sedemikian rupa digerakkan dalang bisa membuat haru penonton, bisa menangis dan sebagainya. Berarti wayang sudah ada sebelumnya," urainya.
Baca juga: Gibran Sesalkan Suporter Persis Solo Rusuh |
Dengan berbagai temuan tersebut, kata Sugeng, maka bisa dipastikan bahwa wayang berasal dari Jawa. Hanya saja, kapan tepatnya wayang tersebut digunakan, belum ada bukti yang pasti.
Beberapa peneliti juga menyebut wayang berasal dari Indonesia. Seperti dikemukakan oleh J.L.A. Brandes, G.A.J. Hazeu, J.Kats, Rentse, dan Kruyt.
"G.A.J. Hazeu dalam disertasinya yang berjudul Bijdrage Tot de Kennis van het Javaansche Toneel (yang dipertahankan di Universitas Leiden, 30 Januari 1897), Hazeu berpendapat bahwa wayang merupakan seni pertunjukan yang berasal dari Jawa," ungkapnya.
Apalagi nama-nama peralatan dalam pertunjukan wayang kulit berasal dari bahasa Jawa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Seperti kata Wayang yang berasal dari akar kata 'yang' berarti 'tidak stabil, tidak pasti, tidak tenang, bergerak ke sana kemari', berasal dari kata 'ayang-ayang' atau 'wewayangan' yang berarti 'suatu benda yang muncul karena terkena cahaya 'bayang-bayang'.
"Kelir berasal dari akar kata 'lir' atau 'lar' yang berarti sesuatu yang dibentangkan memanjang. Kemudian kata blencong berasal dari akar kata 'cong' yang berarti sesuatu yang miring, tidak lurus. Blencong adalah pelita yang nyalanya menyamping," urai Sugeng.
Kemudian kata kothak berasal dari akar kata 'thak' yang berarti 'menyentuh, menghubungkan, menggabungkan diri, saling menyentuh'. Kothak adalah peti untuk menyimpan wayang kulit atau golek.
"Keprak berasal dari akar kata 'prak' yang merupakan tiruan bunyi dari lempengan logam yang saling bersentuhan. Keprak adalah lempengan logam yang digantungkan di samping kothak wayang kulit atau golek," paparnya.
Lalu kata dalang berasal dari akar kata 'lang' yang berarti 'berkeliling, mengitari, mengelilingi'. Dalang adalah seseorang yang berkeliling mempertunjukkan wayang di sana-sini.
Mengenai tersebarnya wayang hingga ke beberapa negara, Sugeng menyampaikan, alasannya karena wayang merupakan seni budaya yang mudah beradaptasi. Sehingga, wayang banyak dipilih menjadi media dalam menyebarkan informasi termasuk untuk syiar.
"Untuk penyebaran agama Hindu, untuk syiar Islam. Karena ceritanya mudah diadaptasi menyesuaikan dengan kepentingan dan tujuan pegelarannya," pungkas Sugeng.