Aksi Gibran Parkir Mobil Dinas, Pakar Singgung Gaya 'Kode' Jokowi-Soeharto

Aksi Gibran Parkir Mobil Dinas, Pakar Singgung Gaya 'Kode' Jokowi-Soeharto

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 18:05 WIB
Penampakan mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di SDN Nusukan Barat, Banjarsari, Selasa (9/11/2021).
Penampakan mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di SDN Nusukan Barat, Banjarsari (Foto: Ari Purnomo/detikcom)
Solo -

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka kembali melakukan aksi parkir mobil dinas di tempat yang dinilai bermasalah. Pakar komunikasi politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sri Hastjarjo membandingkannya dengan Presiden Soeharto hingga Joko Widodo (Jokowi).

Hastjarjo menilai aksi Gibran adalah sebuah bentuk peringatan secara simbolik. Hal ini juga merupakan cara khas orang Jawa menyampaikan suatu pesan.

"Orang Jawa memang lebih suka dengan simbol, tidak to the point. Karena terkadang itu adalah cara halus agar tidak mempermalukan, tapi pesannya tetap sampai," kata Hastjarjo saat dihubungi detikcom, Rabu (10/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia lalu membandingkan dengan para pimpinan yang merupakan orang Jawa, seperti Presiden kedua RI, Soeharto. Menurutnya, Soeharto juga tidak pernah terlihat marah di depan publik.

"Seperti Pak Harto, kelihatannya kan hanya senyum saja. Tapi orang dekat atau jajarannya tahu Pak Harto sedang marah," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Presiden Jokowi yang juga ayah Gibran pun hampir tidak pernah meluapkan emosi dengan marah-marah. Gaya Jokowi ini, kata Hastjarjo, juga menjadi hal yang mungkin dicontoh Gibran.

"Pak Jokowi juga hampir tidak pernah terlihat marah-marah. Saya pikir Gibran banyak belajar dari ayahnya. Cuma kalau sekarang Pak Jokowi sebagai presiden kan punya banyak tangan, sehingga tidak selalu beliau langsung yang mengingatkan kesalahan," ungkapnya.

Namun Hastjarjo merasa nilai-nilai budaya Jawa tersebut kini mulai terkikis. Terlebih di era media sosial, masyarakat kini banyak menyampaikan kemarahan secara lantang.

"Sekarang saya pikir nilai itu mulai hilang. Kadang orang sekarang nggak tahu kalau atasan kita marah. Apalagi orang di media sosial kan terlalu blak-blakan," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Gibran memarkirkan mobil dinasnya di SDN Nusukan Barat, Banjarsari, Selasa (9/11). Di sekolah dasar ini, Gibran menemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan (prokes) tidak mengenakan masker yang dilakukan guru.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

"Tadi saya mengetahui sendiri gurunya tidak memakai masker," kata Gibran kepada wartawan di balai kota Solo, Selasa (9/11).

Kejadian tersebut membuat Gibran murka, pasalnya pendidik yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada para siswa justru mencontohkan hal yang kurang baik.

"Saya ke sana kok. jelas-jelas yang bukain pintu gerbang nggak pakai masker, ke ruang guru nggak pakai masker, ke kelas nggak pakai masker, sudah cukup jelas," ujarnya.

"Yang penting itu gurunya, kalau guru pakai masker muridnya juga pakai. Tapi kalau gurunya tidak pakai, ya muridnya juga tidak pakai," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads