Kisah Eks Tentara Pelajar Diberondong Peluru Saat Evakuasi Rekan yang Gugur

Kisah Eks Tentara Pelajar Diberondong Peluru Saat Evakuasi Rekan yang Gugur

Achmad Syauqi - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 16:47 WIB
Satimin Tupon, eks pejuang Tentara Pelajar di Klaten, Rabu (10/11/2021).
Satimin Tupon, eks pejuang Tentara Pelajar di Klaten, Rabu (10/11/2021). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Perang kemerdekaan RI 1948-1949 masih menyisakan memori bagi Satimin Tupon (88) warga Desa Sabrang Lor, Klaten, Jawa Tengah. Eks pejuang dari Detasemen Tentara Pelajar (TP) itu masih ingat momen diberondong peluru saat evakuasi temannya yang gugur.

"Dibyo (seorang pejuang, R Sudibyo) itu tertembak sore sekitar pukul 16.30 WIB. Baru diambil ke markas pukul 19.00 WIB," ungkap Tupon saat ditemui detikcom di rumahnya, Kecamatan Trucuk, Klaten, Rabu (10/11/2021).

Tupon menuturkan pertempuran antara pejuang TP dan tentara Belanda saat agresi militer itu terjadi 1949. Saat itu, para tentara pelajar menghadang Belanda di pinggir kota, dekat pabrik es (sekarang BAT).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadiannya di selatan pabrik es, Desa Karanganom Mudal, Klaten Utara dekat bendung air pinggir jalan. Dibyo tertembak di kepala bagian belakang," sebut Tupon.

Meski tertembak, rekannya itu tetap gigih melawan tentara Belanda. Nahas, Sudibyo akhirnya meregang nyawa setelah ditembak dari jarak dekat.

ADVERTISEMENT

"Tertembaknya di sini (menunjukkan belakang leher). Saat tertembak masih terus menembak tentara Belanda, lalu ditembak lagi dari belakang, saya bisa cerita karena saya ikut," ujar Tupon.

Setelah situasi tenang, jenazah Sudibyo dievakuasi ke markas di Desa Sabrang Lor. Proses evakuasi itu tidak mudah karena mereka terus ditembaki tentara Belanda.

"(Jenazah) Diambil, tapi masih diberondong peluru tentara Belanda. Jenazah diletakkan di kuburan Desa Karanganom, kita lari ditembaki, lalu kita ambil lagi, jalan sambil sembunyi," terang Tupon.

Tupo mengenang proses evakuasi jenazah rekannya yang gugur hingga tiba markas sekitar pukul 23.00 WIB. Sudibyo lalu dikuburkan dengan upacara di halaman markas.

"Sampai markas pukul 23.00 WIB padahal cuma dekat jaraknya, karena sembunyi. Terus upacara di markas itu (rumah kades) dan dikuburkan," jelas Tupon yang sudah bercicit 3 orang.

Tupon mengutarakan selain Sudibyo, ada lagi pejuang yang gugur di Dusun Jetak Kidul, yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat gugurnya Sudibyo. Di dusun itu Kopral Sayom dan Sersan Sadikin gugur.

"Ada juga pertempuran di Dusun Jetak Kidul, saya masih ingat. Mereka berdua (Sayom dan Sadikin) gugur dari TKR bukan TP, kita berbeda kesatuan," imbuh Tupon yang kelahiran 1933.

Sudibyo akhirnya dimakamkan di makam depan rumah kades yang rumahnya jadi markas TP. Kemudian pada tahun 1960, kuburan Sudibyo dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan.

"Makam Dibyo dipindahkan pemerintah tahun 1960. Di bekas makam dibangun tugu tentara pelajar, saya ditarik ke kepolisian setelah itu," imbuh Tupon yang mengakhiri karirnya sebagai polisi di tahun 1987.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Di rumah Tupon yang sederhana itu, tampak ada gambar dirinya berseragam polisi. Topi pet Polri zaman kuno juga tergantung di dekat plakat Tentara Pelajar.

Di makam tak jauh dari rumah Tupon dan bekas markas TP di rumah kades lama, terdapat tugu batu. Di tengah tugu setinggi 3 meter itu terdapat prasasti batu pualam putih yang mengisahkan tentang gugurnya Sudibyo.

Tugu prasasti bekas makam Sudibyo di Desa Sabrang Lor, Trucuk, Klaten, Rabu (10/11/2021).Tugu prasasti bekas makam Sudibyo di Desa Sabrang Lor, Trucuk, Klaten, Rabu (10/11/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Di prasasti tertulis," MENJATAKAN TERIMAKASIH JANG SE-BESAR2 NJA KEPADA RAKJAT SABRANG LOR ATAS KEBAIKAN PERAWATAN MAKAM Sdr. R.SOEDIBJO, GUGUR 11 JULI 1949 DIPINDAHKAN KE TAMAN MAKAM PAHLAWAN 10 NOVEMBER 1960".

Terpisah, Sutarmi, menantu Kades Sabrang Lor lama mengatakan rumah ayahnya, Madiyo, memang jadi markas TP. Dia pun membenarkan ada satu orang tentara pelajar yang gugur, dan dikubur di depan rumahnya.

"Ada yang meninggal satu, Sudibyo. Dimakamkan di makam depan rumah, dipindahkan keluarga tahun 1960-an," ungkap Sutarmi pada detikcom.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads