Sekolah Tatap Muka di SD Kasihan Bantul Disetop Gegara Corona

Sekolah Tatap Muka di SD Kasihan Bantul Disetop Gegara Corona

Pradito Rida Pertana - detikNews
Selasa, 09 Nov 2021 10:59 WIB
Poster
Ilustrasi pandemi virus Corona (Foto: Edi Wahyono)
Bantul -

Salah satu SD di Kapanewon Kasihan, Bantul, terpaksa menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) karena kasus virus Corona atau COVID-19. Kasus Corona ini bermula dari seorang guru positif COVID dan saat di-tracing ada delapan warga sekolah tersebut yang juga terpapar COVID-19.

"Iya, ada SD di Kasihan (yang tutup sementara karena kasus COVID-19)," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Isdarmoko saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (9/11/2021).

Isdarmoko menerangkan kasus itu bermula dari salah seorang guru yang anggota keluarganya terkonfirmasi positif COVID-19. Setelah melakukan swab PCR ternyata guru tersebut juga positif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada informasi guru yang rumahnya di Piyungan itu orang tuanya akan pentas gamelan di Keraton, terus kan dites dulu dan ternyata orang tuanya positif. Terus gurunya tadi dites juga dan hasilnya positif," ujarnya.

Menindaklanjuti hal itu, pihak sekolah akhirnya melakukan tracing terhadap puluhan warga sekolah pada Jumat (5/11) lalu. Apalagi guru tersebut sempat mengajar tatap muka di salah satu SD di Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.

ADVERTISEMENT

"Sampai di sekolah, ada sekitar 80 yang terdiri dari guru, dan siswa dites ternyata terjadi kasus, ada delapan yang positif. Jadi ada delapan warga sekolah yang positif," ujarnya.

Penularan Corona diduga tak hanya dari guru

Meski begitu, Isdarmoko menyebut ke-8 orang itu tidak semuanya tertular dari seorang guru yang sebelumnya terkonfirmasi positif. Mengingat ada seorang murid yang tidak masuk sekolah 2 pekan dan setelah dites swab PCR hasilnya positif.

"Tapi itu aneh juga informasi ada anak dites PCR dia sudah 2 minggu tidak ikut PTM, tidak masuk, tapi ternyata anaknya itu positif. Berarti dapat dari mana," katanya

"Jadi ada yang lucu, ada anak tidak pernah masuk pas PCR ikut di PCR hasilnya positif. Sehingga tidak semua ketularan dari guru tersebut ya, bukan dari gurunya semata-mata," lanjut Isdadarmoko.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Terlepas dari hal tersebut, Isdarmoko mengaku telah menghentikan sementara PTM di SD tersebut. Penghentian PTM itu berlangsung selama dua pekan dan dimulai sejak pekan lalu.

"Akhirnya kita nyatakan ditutup itu sejak tracing dari Puskesmas Jumat pekan kemarin. Sehingga saat ini dilanjut PJJ (pembelajaran jarak jauh) lagi dua minggu," ujarnya.

Terkait antisipasi, Isdarmoko mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul untuk melakukan swab PCR secara acak mulai pekan depan. Terkait teknis, nanti akan melibatkan puskesmas di setiap kapanewon.

"Di Bantul sudah koordinasi sekolah-sekolah setiap kapnewon ada 17 Kapanewon yang akan diambil sampel dari SD, MI, SMP, Mts, SMA, SMK, MA. Untuk sampling kayaknya mulai tanggal 16 (November), teknisnya tidak semua (murid di swab PCR) nanti berdasarkan teori sampling dari Dinas Kesehatan," katanya.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads