Di perbatasan Desa Candirejo dan Mayungan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terdapat jembatan peninggalan era penjajahan Belanda. Meskipun sempit dan sederhana, jembatan itu masih eksis dimanfaatkan warga.
Jembatan tersebut melintas di Sungai Balong yang berada di perbatasan Kota Klaten sisi utara. Sungai tersebut bukan di desa terpencil sebab merupakan perbatasan Kecamatan Ngawen dengan Kecamatan Klaten Utara yang merupakan wilayah perkotaan.
Jembatan tersebut hanya memiliki lebar sekitar 1 meter dengan panjang sekitar 20 meter. Melintas di atas Sungai Balong dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Badan jembatan terbuat dari rangka tua besi tulangan berbentuk kotak mirip besi rel kereta api yang karatan. Tidak ada tiang penyangga di bawah atau pengait di atasnya.
Di sisi selatan jembatan, terdapat saluran air irigasi terbuat dari besi plat yang panjangnya sama dengan jembatan dan masih berfungsi dengan baik. Tembok di ujung dan pangkal saluran belum diplaster semen seperti bangunan masa sekarang.
Letak jembatan yang berada di bawah permukaan tanah 10 meter dari sekitarnya, membuat jembatan unik itu tak terlihat. Untuk mencapai jembatan itu dari arah Dusun Karasan, Desa Candirejo hanya ada satu jalan di tepi sawah dengan lebar sekitar 2,5 meter.
Mendekati jembatan, jalan akan menurun. Di ujung jembatan yang merupakan wilayah Dusun Gelang Barepan, Desa Mayungan, jalan sedikit melebar dan akan tembus ke permukiman padat penduduk.
Jembatan tersebut hanya bisa dilalui satu sepeda motor atau sepeda kayuh satu arah. Jika dari dua ujungnya ada kendaraan, salah satunya harus mengalah menunggu.
Selanjutnya: dulunya berasal sesek atau anyaman bambu...
(mbr/mbr)