Sebuah tugu berbentuk lilin berdiri gagah di kawasan Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Tugu ini merupakan sejarah penting dalam perjuangan pergerakan prakemerdekaan Indonesia.
Tertulis di bagian bawahnya, tugu ini bernama Tugu Kebangkitan Nasional. Tertulis pula keterangan bahwa tugu dibangun sebagai peringatan pergerakan kebangsaan Indonesia.
Tugu Kebangkitan Nasional berhubungan erat dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Berdasarkan data Pemkot Solo, tugu itu dibangun tepat 25 tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni 20 Mei 1933.
Lokasinya berada di titik persimpangan dua jalan, yakni Jalan Kebangkitan Nasional dan Jalan dr Wahidin. Wahidin Sudirohusodo sendiri merupakan tokoh Budi Utomo.
Perjalanan 25 tahun sejak berdirinya Budi Utomo pun diwarnai sejumlah pergerakan pemuda yang di kemudian hari membawa Indonesia merdeka. Yakni mulai berdirinya organisasi-organisasi kepemudaan lain, seperti Tri Koro Dharmo dan organisasi kesukuan, seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Batak dan lain-lain.
Mereka kemudian disatukan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Pada tahun 1931, dalam Kongres Indonesia Raya I di Surabaya, para peserta berencana mendirikan Tugu Kebangkitan Nasional di Solo yang terealisasi pada 1933.
Uniknya, setiap orang dari berbagai penjuru Nusantara membawa gumpalan tanah dari daerahnya masing-masing. Tanah-tanah itu ditanam dalam pembangunan tugu setinggi 9 meter tersebut.
Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Waskito Widi, menyebut bahwa Tugu Kebangkitan Nasional sebetulnya tidak hanya berkaitan tentang Budi Utomo, namun juga sejarah panjang pergerakan nasional. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa kemunculan Budi Utomo memantik pergerakan pemuda di Nusantara.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Saksikan juga 'Melihat Atraksi Budaya Parade dan Defile Prajurit Keraton Solo':
(bai/sip)