Muncul klaster sekolah di Solo selama diperbolehkannya pembelajaran tatap muka (PTM) atau sekolah tatap muka. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meminta agar orang tua bisa memantau kegiatan anaknya untuk mencegah penularan virus Corona atau COVID-19.
"Makanya mohon kerja samanya orang tua murid, kalau di rumah ya kalau bisa anak-anaknya benar-benar dimonitor main ke mana, apakah kalau keluar pakai masker, ini perlu kerja sama dan monitoring dari para orang tua," kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (19/10/2021).
Sebab menurutnya lingkungan sekolah cenderung lebih aman dan sudah menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, guru-guru juga sudah menjalani vaksinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar bagaimanapun di sekolah kan cuma tiga jam paling lama. Orang tua kita minta kesadarannya memonitor anaknya," ujar dia.
Dia pun menegaskan bahwa anak SD ialah usia rentan terpapar COVID-19. Sebab mereka masih belum diperbolehkan mengikuti vaksinasi.
"Anak-anak di bawah 12 tahun kan belum bisa divaksin, makanya harus ekstra hati-hati," katanya.
Meski demikian, Gibran meminta orang tua murid tidak terlalu khawatir. Menurutnya, kondisi para siswa yang terpapar COVID-19 baik-baik saja dan hanya menjalani isolasi mandiri.
"Sejauh ini anak-anak isoman. Kita koordinasi dengan Pemkab Karanganyar untuk tracing orang tuanya. Karena kemarin kebanyakan berasal dari Karanganyar," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Pelaksana Harian Satgas COVID-19 Solo, Ahyani, menyebut total ada lima sekolah yang harus ditutup dengan jumlah 47 orang terpapar COVID-19. Kelimanya adalah SD Kristen Manahan, SDN Semanggi Lor, SDN Mangkubumen Kidul, SD Al-Islam 2 Jamsaren dan SDN Danukusuman.
"Jumlah yang terpapar totalnya 47 orang. Rinciannya, 41 orang adalah siswa, enam orang adalah guru," kata Ahyani di Balai Kota Solo, Senin (18/10).