Bangunan sekolah dasar (SD) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kondisinya rusak parah. Atap bangunan ruang kelas ambrol sehingga siswa terpaksa belajar tatap muka di ruangan bersekat.
Sekolah dasar tersebut mulanya bernama SDN 3 Undaan Kidul Kecamatan Undaan, tapi kini menjadi SDN 4 Undaan Kidul. Dua dari total lima kelas di sekolah itu rusak, tepatnya ruang kelas 2 dan 3. Tiga kelas yang cenderung masih utuh itu kemudian digunakan untuk para siswa beda kelas belajar bersama dengan pembatas sekat.
Bagian eternit ruang kelas maupun di selasar sekolah tampak bolong-bolong. Sementara di sisi lainnya tampak atap di salah satu ruang kelas ambrol sehingga langsung terpapar sinar matahari. Pintu ruang kelas yang ambrol itu pun tampak terkunci.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para siswa yang belajar tatap muka pun menggunakan ruang kelas lainnya yang tampak utuh. Mereka menggunakan satu ruang untuk dua kelas.
Baca juga: Gejolak Polemik Banteng Vs Celeng di PDIP |
Kepala SDN 4 Undaan Kidul, Karsono, menceritakan sekolah dasar ini dulunya dua SDN di Desa Undaan Kidul. Namun akhirnya digabung menjadi satu pada tahun 2018 lalu.
"Tahun 2018 itu ada penggabungan SD, antaranya SD saya SDN 4 Undaan Kidul dengan SDN 3 Undaan Kidul. Ada penggabungan ada suratnya," Karsono saat ditemui di lokasi, Kecamatan Undaan, Kudus, Senin (11/10/2021).
Dia mengatakan setelah ada penggabungan sekolah tersebut pihaknya mengaku kesulitan. Sebab ada keterbatasan guru yang mengajar di sekolah dasar itu.
"Setelah tergabung kami merasa kesulitan terkait dengan pembelajaran karena status guru yang SD kami hanya satu paket kelas 1-6, dan masih ada kekurangan guru kelas 1. Padahal kami melaksanakan pembelajaran di dua sekolah, karena jaraknya sangat jauh, kira-kira 3-4 kilometer," ungkap dia.
Karsono mengatakan mulanya satu ruangan kelas 2 yang semula SDN 3 Undaan Kidul roboh pada 2019. Pihak sekolah telah melaporkan kepada dinas terkait, tapi belum ada perbaikan hingga sekarang.
"Tahun 2019 ke 2020 itu salah satu ruang kelas itu roboh. Kami melaporkan ke dinas menyatakan SD kami ada kerobohan. Itu kelas 2, itu yang pertama," jelasnya.
"Dulu langsung ditinjau. Kami mendapatkan penjelasan dari dinas, saya disuruh diam saja. Hanya dibersihkan saja," ungkap Karsono.
![]() |
Tak kunjung diperbaiki, ruangan kelas 3 pun menyusul roboh tahun ini. Menurutnya pihak dinas berjanji akan segera memperbaiki, tapi lagi-lagi hingga kini belum ada perbaikan di ruang kelas tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
"Yang kedua roboh lagi tahun 2021 kemarin, bulan baru-baru saja yang ruang tengah. Itu kelas 3. Lha saya juga lapor ke sana. Bilang agar dibersihkan saja," ungkap Karsono.
"Kemungkinan akan mendapatkan rehab, karena di sana muridnya sedikit. Mendapatkan rehab itu istilahnya sia-sia karena murid sedikit," jelasnya.
Karsono mengatakan siswa tetap belajar menggunakan ruang kelas yang sekadarnya. Di bekas SDN 3 Undaan Kidul itu siswa menggunakan satu ruang untuk digunakan belajar dua kelas.
"Jumlah siswa yang di SDN 3 ada 40 siswa. Dari kelas 1-6. Mereka saat ini belajar di satu ruang kelas ada dua kelas. Saya sekat ruang kelas untuk dua kelas. Jumlah semua siswa 128 siswa di dua tempat SD," pungkas dia.
(ams/sip)