Menelisik Jejak Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten, Seperti Apa Sosoknya?

Menelisik Jejak Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten, Seperti Apa Sosoknya?

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 09 Okt 2021 13:49 WIB
Kompleks makam Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten
Kompleks makam Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Sosok Barat Ketigo selama ini diketahui makamnya hanya ada di Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur dan Kretek, Bantul, DI Yogyakarta. Ternyata di Klaten ada juga jejak Barat Ketigo tapi dikenal dengan nama Ki Ageng Barat Ketigo.

Jejak Ki Ageng Barat Ketigo ditemukan di kompleks permakaman di Dusun Sidokerso, Desa Lemahireng, Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah. Kompleks makam yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota Klaten itu tidak mudah diketahui karena letaknya relatif terpencil.

Permakaman ini terletak di wilayah yang menjorok ke Sungai Ngawonggo sehingga sekilas kompleks makam ini dikepung sungai. Di sisi barat, selatan dan timur makam ini merupakan alur sungai yang berkedalaman sekitar 5 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk sampai ke dusun itu, harus melewati sebuah jembatan atau bila berkendara dengan mobil dari arah barat bisa melalui jalan desa yang berkelok. Di barat makam terdapat persawahan, di selatan, dan timurnya adalah permukiman yang berjumlah sekitar 30 rumah.

Makam Ki Ageng Barat Ketigo ini dibangun di lahan seluas sekitar 1.000 meter. Kompleks makam ini dipagari tembok bertakik setebal sekitar 80 sentimeter dan setinggi 2-3 meter, dan bercat putih. Di pintu masuk utama terdapat 7 anak tangga dengan gapura lengkung.

ADVERTISEMENT

Tembok pintu masuk utama berbentuk menyerupai pintu benteng pertahanan (bastion) era kolonial. Sementara bagian daun pintunya terbuat dari kayu tebal.

Kompleks pemakaman itu terdiri dari dua lapis. Setelah masuk pintu utama, terdapat ratusan kuburan kuno bernisan balok batu andesit yang ditumpuk.

Selain berbahan batu andesit, ada sebagian nisan sudah diplester tetapi tanpa semen dan sudah usang. Terdapat juga puluhan nisan warga setempat yang bertembok dan berkeramik.

Di tengah puluhan atau mungkin ratusan makam itu terdapat jalan setapak yang di kanan kirinya ada bekas gapura lawas terbuat dari tumpukan batu bata merah ukuran sekitar 40 cm dan tebal 7-8 cm. Di ujung jalan setapak itu berdiri sebuah bangsal.

Di utara bangsal terdapat kompleks makam lapis kedua yang lebih kecil dengan corak yang sama dengan lapis pertama. Di tengah kompleks makam kedua terdapat jalan setapak dengan puluhan makam kuno juga di kanan dan kirinya.

Tepat di ujung jalan itu ada sebuah bangunan joglo yang dengan balok kayu utuh di atapnya. Di teras joglo itu terdapat dua nisan panjang dengan aksara Jawa.

Pintu utama bangunan joglo itu selalu terkunci rapat. Tapi dari sela pintu terlihat satu nisan panjang di dalamnya, makam itulah yang disebut sebagai makam Ki Ageng Barat Ketigo.

Ki Ageng diyakini sebagai trah Majapahit

Juru kunci makam, Dadi Lestari (69) mengatakan berdasarkan cerita tutur dari leluhurnya, Ki Ageng Barat Ketigo masih keturunan era Majapahit. Ki Ageng Barat Ketigo diyakini sebagai salah satu penyebar Islam.

"Masih trah Majapahit dari Brawijaya. Ki Ageng itu seorang ulama, pengikutnya banyak," tutur Dadi saat ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (8/10/2021) kemarin.

Dadi menjelaskan, Ki Ageng mulanya seorang pengembara. Ki Ageng kemudian menetap di Dusun Sidokerso hingga tutup usia.

"Dimakamkan di sini bersama pendereknya (pengikutnya). Jadi makam itu sudah ada sebelum Keraton Yogyakarta dan Solo yang sekarang ini," terang Dadi.

Selengkapnya soal sosok Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten di halaman berikut...

Simak juga 'Melihat Ruang Meditasi Raja di Istano Baso Pagaruyung Batusangkar':

[Gambas:Video 20detik]



Hidup di masa Sultan Agung, diyakini punya banyak pengikut

Salah seorang warga yang tinggal di depan kompleks makam, Legi Prayoga menyebut Ki Ageng hidup di masa Sultan Agung berkuasa. Menurutnya pengikut Ki Ageng sangat banyak.

"Hidup di masa Sultan Agung, pengikutnya sangat banyak. Nisan di kompleks makam ini saja yang kuno ratusan atau mungkin ribuan," kata Legi pada detikcom yang rumahnya di depan kompleks makam.

Menurut Legi, Ki Ageng merupakan tokoh besar pada zamannya sehingga dimakamkan menjadi satu dengan pengikutnya. Makam itu diketahuinya sudah dibangun sangat lama.

"Pengikutnya yang dimakamkan ada Ki Busuk, Nyai Sawahan, Singoranu dan lainnya. Makam itu sudah ada sejak leluhur saya, dulu konon makam dan pagarnya cuma batu bata, tapi kemudian diplester dan diberi topping," jelas Legi.

Kompleks makam Ki Ageng Barat Ketigo di KlatenBagian dalam kompleks makam Ki Ageng Barat Ketigo di Klaten Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Sekdes Lemahireng, Edy Jatmiko mengatakan makam tersebut sudah didata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten sebagai cagar budaya. Kompleks makam luasnya lebih dari 1.000 meter.

"Kalau 1.000 meter ada, mungkin lebih. Makam sudah dicatatkan di dinas, dulu ramai peziarah tapi setelah ada COVID jadi sepi," terang Edy pada detikcom di kantornya.

Edy menyebut Ki Ageng Barat Ketigo tidak diketahui asal usulnya sebab dikenal sebagai pengelana. Menurut cerita tutur yang didengarnya, nama asli Ki Ageng yakni Kiai Mahmud.

"Nama aslinya Kiai Mahmud tapi tidak tahu asal-usul darimana karena seorang pengembara. Kemudian menetap," terang Edy.

Pamong Budaya Madya BPCB Jateng Deni Wahju Hidajat saat dimintai konfirmasi menjelaskan dari sebutan nama Ki Ageng diyakini merupakan tokoh era kerajaan Islam. Namun pihaknya belum mengetahui detail soal sosok Ki Ageng Barat ini.

"Masyarakat secara turun-temurun menyebut Ki Ageng, artinya tokoh di masa kerajaan Islam. Soal batu batanya berukuran besar tanpa semen, belum bisa kita pastikan sejaman apa karena kita belum ke lokasi," jelas Deni pada detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads