Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mencatat tak ada kasus kematian akibat virus Corona atau COVID-19 dalam 14 hari terakhir. Namun, Grobogan justru naik level menjadi PPKM level 3 dari sebelumnya level 2. Kenapa?
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dr Slamet menjelaskan, naiknya status PPKM dikarenakan ada banyak indikator. Salah satunya karena kurangnya capaian target vaksinasi.
"Banyak indikator kenapa PPKM di Kabupaten Grobogan naik kembali menjadi level 3. Indikatornya adalah salah satunya terkait vaksinasi," jelas Slamet saat dihubungi detikcom, Selasa (5/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data Dinas Kesehatan Grobogan sejak 22 September-5 Oktober 2021, tercatat nol kematian kasus COVID. Kemudian dari total 8 rumah sakit rujukan COVID, dari total 506 bed yang tersedia hanya terisi 7 bed, atau tingkat keterisian bed hanya 1,38 persen.
"Walau sudah dapat capaian tanpa kematian selama 14 hari terakhir, terlebih sejak gelombang dua COVID-19 dari Juni 2021 hingga awal Oktober 2021 ini banyak kasus kematian akibat COVID. Jangan sampai kita lengah dan terus waspada. Pertahankan 5M terus lebih baik agar capaian positif lain bisa terus diperbaiki dan dipertahankan," terang dia.
Namun, meski mencatat nihil kematian kasus Corona, capaian vaksinasi di Grobogan dinilai masih rendah. Dari data vaksinasi Kabupaten Grobogan per hari ini capaian vaksinasi tercatat sebanyak 31,19 persen dari total 1.140.272 jiwa.
Sementara vaksinasi dosis 1 lansia melampaui target dengan 44 persen, dan dosis 2 sebanyak 38 persen dari total 147.071 lansia di Grobogan. Slamet menyebut capaian vaksinasi yang masih rendah ini juga karena kendala kurangnya stok vaksin Corona yang tersedia.
"Untuk menuju ke level 2 atau 3 ada indikator yang ditentukan pemerintah pusat. Sedangkan untuk memenuhi syarat minimum vaksinasi yakni 50 persen dari total target masyarakat yang harus divaksin, kita masih terkendala dari dropping vaksin dari Kemenkes," lanjutnya.
Di sisi lain, Slamet menyebut vaksinasi untuk tenaga kesehatan maupun pendidik sudah mencapai target. Hanya saja diakuinya, untuk warga berusia produktif masih di bawah target yang ditetapkan pemerintah pusat.
"Kalau pendidik sudah 100 persen dan pelayanan kesehatan sudah 100 persen lebih. Untuk masyarakat dewasa hingga umur produktif baru 22 persen dari 700 jiwa lebih dan remaja 27 persen dari total target 36.608 jiwa atau pelajar," terang dia.
Tonton video 'PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang 5-18 Oktober 2021':