Viral Mumtaz Rais Sumbang Ponpes Gus Miftah-Minta Dukungan Pemilu 2024

Viral Mumtaz Rais Sumbang Ponpes Gus Miftah-Minta Dukungan Pemilu 2024

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Selasa, 05 Okt 2021 19:58 WIB
Ketua Pembinaan Organisasi dan Keanggotaan (POK) DPP PAN, Mumtaz Rais, di sela Muswil ke-5 DPW PAN DIY, Rabu (30/12/2020).
Mumtaz Rais di sela Muswil ke-5 DPW PAN DIY, Rabu (30/12/2020). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Sleman -

Video Ketua DPP PAN Bidang Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan (POK) Ahmad Mumtaz Rais soal sumbangannya ke ponpes milik Gus Miftah viral di media sosial. Mumtaz Rais menyinggung sumbangannya dengan dukungan Pemilu 2024.

Putra Amien Rais itu membuat video berdurasi 45 detik yang ditujukan untuk Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, DIY, milik Gus Miftah.

Dalam video tersebut, Mumtaz yang menyebut dirinya Bang Jago awalnya mendoakan agar jemaah Kinthiliyah (sebutan untuk jemaah dakwah Gus Miftah) mewabah. Ia kemudian memberikan bantuan sebesar Rp 100 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bang Jago nggak banyak bicara. Bang Jago langsung aksi bukan teori. Menyumbang uang tunai sebesar Rp 100 juta rupiah untuk semua Kinthiliyah. Mantap," ujar Mumtaz dalam video yang viral di media sosial Twitter, dikutip Selasa (5/10/2021).

Masih di dalam video, Mumtaz juga menyinggung soal Pemilu 2024. Ia secara terang-terangan meminta agar jemaah Kinthiliyah mendukungnya.

ADVERTISEMENT

"Gus, ingat pemilu 2024. Jangan jual DPR RI dari partai lain. Tunggal, Mumtaz Rais. Jangan Kamto, jangan Kamta, jangan Mbah Badri, jangan Gandung, jangan yang lain-lain," lanjut Mumtaz.

Di akhir video, Mumtaz mengancam akan menghentikan sumbangan ke Ponpes Ora Aji jika tidak memilihnya dalam Pemilu 2024.

"Kalau nggak saya setop sumbangan ke Ponpes Ora Aji. I Love you full, full Gusku," pungkas Mumtaz.

Tanggapan Gus Miftah

Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengatakan video tersebut jelas diambil tanpa persetujuan dari pihak Ponpes Ora Aji. Ia pun tidak mau ambil pusing dengan hal tersebut.

"Ya saya pikir begini, kalau ada video seperti itu jelas kontennya di luar persetujuan kami sebagai pihak pondok. Kalau kemudian beliau ngomong seperti itu ya silakan saja. Mau disetop atau tidak nggak ada urusan kok, makanya kami juga tidak ambil pusing," kata Gus Miftah saat dihubungi wartawan, Selasa (5/10).

Lihat juga video 'Pengakuan Mumtaz Rais Soal Ribut-ribut dengan Pimpinan KPK di Pesawat':

[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya di halaman selanjutnya...

"Kalau dia mau nyumbang orang ulang tahun ya silakan saja, siapa pun boleh. Tapi bukan donasi, namanya donasi itu kan donasi ke pondok. Kita nggak ada donatur. Kalau dia ngasih (saat) ulang tahun, ngasih nyumbang. Tapi pakai ngancam-ngancam itu ya biarin saja," sambungnya.

Gus Miftah mengatakan, jika selama ini banyak orang yang menyumbang ke ponpesnya. Akan tetapi, tidak pernah ada yang menyumbang dengan embel-embel harus mendukung satu pihak.

"Mohon maaf, teman saya nyumbang dari itu saja banyak dan silent. Dan nggak ada syarat apa-apa. Banyak yang kemudian tahu perjuangan saya, ngurusi santri semua saya gratiskan. Kemudian mereka ngasih itu biasa dan tanpa syarat apapun," tegasnya.

Gus Miftah juga menekankan jika Ponpes Ora Aji tidak bisa dibeli politikus manapun. Walaupun mereka pernah menyumbang Ponpes Ora Aji.

"Lah memangnya Ora Aji itu (sumbangannya) dari dia? Kan nggak juga to? Kalau kemudian ada orang ngaku-ngaku sebagai donatur ya alhamdulillah silakan menyumbang. Tapi kalau menyetop katakan lah secara politik harus memilih seseorang, atau saya nyumbang kalau milih siapa gitu. Bahasanya gini, (Ponpes) Ora Aji ora didol! (tidak dijual)," tegasnya.

Selama ini, kata Gus Miftah, Mumtaz Rais tidak rutin menyumbang. Hanya pada momen-momen tertentu saja seperti Idul Adha.

"Enggak biasa-biasa saja. Kalau ada kepentingan, misalnya Idul Adha, kurban itu biasa to, yang kurban juga tidak hanya dia. Ya kan kalau dia kurban itu sering aku sebutkan. Misalnya kalau yang kurban pak Menteri, atau siapa, semuanya saya sebutkan," ucapnya.

Menurutnya, ia tidak akan mengambil langkah hukum. Ia membiarkan publik dan jemaahnya untuk menilai.

"Kan kita nggak ada urusan orang yang bikin bukan kita. Biarkan masyarakat yang menilai. Jemaah yang menilai," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads