Siapa Sangka Taman Cantik Boyolali Ini Dulunya Tempat Pembuangan Sampah

Siapa Sangka Taman Cantik Boyolali Ini Dulunya Tempat Pembuangan Sampah

Ragil Ajiyanto - detikNews
Selasa, 05 Okt 2021 17:01 WIB
Taman Mekarsari, di Dukuh Mekarsari, Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Selasa (5/10/2021).
Taman Mekarsari, di Dukuh Mekarsari, Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Selasa (5/10/2021). (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Siapa sangka taman yang indah dan asri di sebuah kampung, Boyolali, Jawa Tengah ini dulunya adalah tempat pembuangan sampah sementara. Kesan kumuh, bau busuk menyengat, dan menjijikkan kini sudah tidak terlihat lagi di sini.

Ya, warga RT 01/02 Dukuh Mekarsari, Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali berhasil mengubahnya menjadi taman yang indah. Warga memberi nama tempat di bantaran Kali Salak itu Taman Mekarsari, sesuai nama kampungnya. Tempat ini pun kini banyak dikunjungi warga, cuan pun mengalir.

"Awalnya cuma ngobrol santai dengan warga, bagaimana mengatasi masalah sampah di tempat ini, karena banyaknya sampah sampai ke sungai, jadi kesannya kumuh, bau dan warga yang mau lewat sini kan jijik," kata Adi Wisnu Cahyono, Ketua RT 01/02 Dukuh Mekarsari, Desa Kaligentong ditemui di Taman Mekarsari, Selasa (5/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang jembatan Kali Salak, Dukuh Mekarsari, ini dulunya dipenuhi semak belukar yang rimbun. Tak jauh dari situ, ada tempat pembuangan sampah yang menjadi andalan warga membuang sampah. Bau menyengat, jalan sempit tanpa penerangan membuat warga bergidik bulu kuduknya. Mitos adanya lelembut yang tersebar membuat warga takut melewati jalan tersebut pada malam hari.

Menurut dia, yang membuang sampah di tempat tersebut kebanyakan justru dari warga luar Dukuh Mekarsari. Saat mengantar sekolah anak atau bepergian ke pasar dan lainnya, mereka membuang sampah di tempat pembuangan sampah tersebut. Kegelisahan warga tentang sampah itu memunculkan ide untuk membersihkannya.

ADVERTISEMENT

"Sehingga obrolan dengan warga, timbullah suatu ide bagaimana tempat sampah ini kita alih fungsikan untuk mainan warga, kumpulan gotong royong RT ataupun kegiatan edukasi untuk anak. sehingga timbul pembuatan taman ini," ujar Wisnu.

Pembersihan dan pembuatan taman dilakukan sejak sekitar dua tahun lalu. Kondisi pandemi COVID-19 yang mengharuskan pekerja untuk work from home (WFH) atau kerja dari rumah, termasuk warga Dukuh Mekarsari dimanfaatkan untuk bergotong-royong melakukan pembersihan, dua kali dalam seminggu.

"Sampai sekarang masih berjalan, warga gotong-royong kerja bakti terus seminggu dua kali. Paling tidak di hari Sabtu dan Minggu," jelasnya.

Pembuatan taman Mekarsari ini pun dilakukan secara swadaya warga RT 01/02 Dukuh Mekarsari. Sehingga tak hanya kerja bakti selama sekitar dua tahun ini, namun warga juga iuran untuk dana pembuatan taman.

"Dananya dari swadaya murni masyarakat. Warga bantingan (iuran) semampunya, tidak memandang jumlah. Kalau dihitung pembuatan Taman Mekarsari ini sudah habis Rp 160 juta ya ada," imbuh dia.

Kini, di lahan tanah kas Desa Kaligentong yang dikelola RT 01/02 Dukuh Mekarsari itu telah sulap menjadi taman. Lengkap dengan gazebo, kolam ikan di daerah aliran sungai (DAS), sejumpat spot swafoto, warung kuliner dan tempat live music. Juga ada mini zoo, namun baru rusa sebanyak 9 ekor dan kelinci.

"Awalnya kita tidak terbayangkan seperti sekarang ini. Ya Alhamdulillah dengan kerja sama semua warga, menyatu, jadilah seperti taman ini," imbuh dia.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Saksikan juga 'Merti Desa, Ritual Warga Boyolali Memohon Keselamatan':

[Gambas:Video 20detik]



Pada malam hari, tempat ini pun tak kalah indahnya dengan berbagai permainan lampu. Kini, selama tiga hari di akhir pekan taman ini banyak dikunjungi warga.

"Yakni di malam Sabtu hingga Minggu malam cukup ramai di kunjungi warga. Ada warung kuliner dan live music. Tidak ada retribusi masuk, kami hanya menarik untuk parkirnya saja," katanya.

Taman Mekarsari ini pun akan terus dikembangkan. Luas tanah kas desa yang dikelola RT 01/02 ada 3.500 meter persegi. Nantinya akan ditambah taman lalu lintas, jogging track dan out bond. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan RT lainnya yang mengelola tanah kas desa di tempat tersebut. Pengelolaan Taman Mekarsari saat ini dilakukan Kelompok Tani Mekartani dukuh setempat.

Warga lainnya, Marjuki, bersyukur pandemi COVID-19 ini ternyata malah memunculkan ide kreatif dan membawa berkah bagi warga Mekarsari dengan membuat taman ini. Menurut dia, Dukuh Mekarsari saat ini sedang mengalami bonus demografi. Hampir 70 persen warganya berada diusia produktif. Sehingga program-program kampung bisa dijalankan maksimal.

"Dari 189 penduduk di Dukuh Mekarsari, usia produktif ada 112 orang. Maka otomatis pola pikir dan kinerja tinggi. Beruntungnya, warga yang berlatar belakang berbagai kalangan mau menyumbang ide, waktu, tenaga dan biaya. Kalau destinasi taman ini sudah jadi, akan menjadi penompang destinasi wisata. Maka perlu manajemen untuk pemesaran sendiri," kata Marjuki yang juga Kasi Kesra Kebudayaan Desa Kaligentong.

Sementara itu Kepala Desa Kaligentong, Slamet Sumardi, mengamini bahwa lahan Taman Mekarsari ini merupakan tanah kas desa yang disewakan ke RT untuk dikelola. Sewa lahan berlangsung selama 3 tahun dengan biaya sewa Rp 1,8 juta/tahun.

"Kami serahkan ke kelompok tani masing-masing RT pengelolaannya, apa saja bebas. Kita coba tiga tahun lihat perkembangannya. Kalau berhasil perekonomian warga akan jalan. Begitu bisa jalan, retribusi taman Mekarsari bisa menjadi sumber pemasukan dukuh dan desa," imbuh Slamet.

Halaman 2 dari 2
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads