Kadus di Batang Gantung Diri, Tinggalkan Wasiat Hamburkan Dana PKH

Kadus di Batang Gantung Diri, Tinggalkan Wasiat Hamburkan Dana PKH

Robby Bernardi - detikNews
Rabu, 15 Sep 2021 18:33 WIB
surat wasiat dari kadus bunuh diri di batang
Surat wasiat dari kadus bunuh diri di Batang. (Foto: Istimewa)
Batang -

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental

===
Warga di Kecamatan Blado, Batang, Jawa Tengah digegerkan dengan kabar seorang kadus yang nekat gantung diri. Pria itu juga meninggalkan wasiat soal penggunaan uang program keluarga harapan (PKH) yang sudah dia gunakan foya-foya.

Kadus itu meninggalkan beberapa tumpukan surat wasiat. Surat wasiat itu dia tulis di buku pribadinya yang ditemukan warga di sebelah rumah kosong yang menjadi lokasi korban gantung diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"DUIT WIS TAK BAGI DI WADON2. (Uang sudah saya bagikan ke para wanita). NJALUK NGAPURO KARO ANAK BOJO. (Minta maaf pada istri dan anak (saya)). NEK MASALAH UTANG URUSANE NYONG KABEH. ANAK BOJO ORA URUSANE. TAPI NEK DUIT PKH SE WONG GERLANG ENTEK NANG PL PL KARO PSK-LSM. (Kalau masalah utang itu urusannya saya semua. Anak-istri tidak ada sangkut pautnya. Tapi kalau uang PKH milik orang (desa) Gerlang, sudah habis di PL (pemandu lagu) dan PSK dan LSM)," demikian bunyi salah satu wasiat S.

Saat dimintai konfirmasi, Kapolsek Blado, AKP Budi Prayitno, membenarkan ada seorang kadus yang nekat gantung diri. Peristiwa itu terjadi Selasa (14/9) kemarin.

ADVERTISEMENT

"Iya, tapi itu kejadiannya kemarin (14/9). Kami menerima laporan sekitar pukul 13.30 WIB, langsung kami cek ke lokasi kejadian," kata Budi saat dihubungi wartawan, Rabu (15/9/2021).

Budi mengaku datang ke lokasi bersama tim Puskesmas Blado dan tim Inafis dari Polres Batang. Jenazah korban ditemukan dalam posisi tergantung.

"Kita ke lokasi, korban sudah meninggal dunia tergantung di dalam rumah kosong. Terus melakukan olah TKP dan memeriksa kondisi yang bersangkutan," ucapnya.

Dari hasil pemeriksaan, korban meninggal dunia akibat gantung diri. Polisi juga tidak menemukan tanda kekerasan di tubuh korban.

"Dari tubuhnya tidak ada unsur kekerasan atau bekas penganiayaan. Jadi murni gantung diri. Setelah itu, kami serahkan ke pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman sebagaimana mestinya. Pihak keluarga menerima sebagai musibah," jelas Budi.

Sementara itu, kepala desa setempat, mengaku tidak tahu menahu soal masalah perangkat desanya itu. Dia menyebut rumah kosong yang digunakan untuk bunuh diri itu memang kerap dikunjungi almarhum.

"Awal mulanya istrinya, buka pintu rumah kosong yang digunakan untuk menggantung. Rumah kosong itu memang kerap dibersihkan oleh almarhum. Saat istrinya masuk, ia sudah tergantung. Setahu saya, selama ini ndak ada masalah apa-apa," kata Sri.

"Nggak tahu masalahnya. nggak pernah cerita, saya sempat tanya ke almarhum sebelumnya, hanya dijawab, 'nggak usahlah bu, ini masalah saya sendiri'. Orangnya sregrep (rajin) sih, disuruh apa-apa mau," imbuh Sri.

Sri menyebut almarhum merupakan orang yang mengelola e-warung dan menjadi supplier. "Mungkin karena pusing atau gimana. Ya itu, dia di luar sebagai perangkat desa, bertugas lain untuk bagi-bagi sembako orang. Dia kelola e-warung, banyak desa. Beberapa kecamatan. Dia itu suplaier," tambahnya.

Saat disinggung soal adanya surat wasiat terkait utang di PKH, Sri membenarkan, "Ya, itu wasiat dari almarhum."

Selengkapnya soal keseharian almarhum Kadus S...

Tonton juga Video: Suami di Garut Bunuh Istri Lalu Coba Bunuh Diri

[Gambas:Video 20detik]




Sementara itu, salah seorang teman korban, E (55) menyebut almarhum dikenal sebagai sosok yang tertutup. Meski sudah mengenal sejak kecil, temannya itu jarang berbagi masalah dengannya.

"Orangnya tidak terlalu terbuka. Kemungkinan panik ya, stres, tertekan, yang saya tahu soal PKH. Iya dia pegang PKH semacem itu, yang dapat sembako dan uang. Ada yang untuk lansia, anak sekolah, balita, ibu hamil dan lain-lain. Saya terakhir ketemu Sabtu," kata Eri.

Dalam surat wasiat tersebut, korban mengakui dirinya telah menggunakan uang PKH yang diperuntukkan untuk warga Desa Gerlang. detikcom pun menghubungi Kadus Gerlang Agus Riawan soal hal ini. Agus pun membenarkan pengakuan almarhum soal penggunaan uang PKH ini.

"Dulu itu, dia yang mengurus kartu-kartu penerima saat pencairan itu termasuk desa kami (Gerlang) ke dia. Tapi tahun berapa PKH dicairkan tapi nggak sampai ke warga Gerlang. Jumlahnya banyaklah, sekitar Rp 150 juta, anggaran tahun 2019," kata Agus.

"Pengakuan itu (surat wasiat korban) ditemukan di buku pribadinya dia. Kalau PKH tidak cuman Desa Gerlang saja yang jadi korbannya. Dulu memang sempat kabur sih," terang dia.

Agus menyebut penggunaan uang itu sudah lama. Beruntung warganya mau memahami kondisi yang bersangkutan.

"Warga juga pernah komplain. Terus melihat kondisi dia, warga tidak tega, mau gimana lagi. Yang penting kami bisa mengkondisikan masyarakat, agar kondusif," jelas Agus.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads