Harga Cabai Anjlok, Petani Kulon Progo Pilih Bakar-Gratiskan Hasil Panen

Harga Cabai Anjlok, Petani Kulon Progo Pilih Bakar-Gratiskan Hasil Panen

Jalu Rahman Dewantara - detikNews
Selasa, 24 Agu 2021 15:50 WIB
Kulon Progo -

Harga jual cabai merah keriting di tingkat petani di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kini berkisar Rp 2.500-3.000 per kg. Rendahnya harga tersebut membuat para petani di Kalurahan Garongan, Panjatan, lebih memilih membakar atau membagikan cabai secara cuma-cuma kepada warga yang membutuhkan.

"Karena harganya terlalu murah dan tidak seimbang dengan biaya operasional maka lebih baik kami cabutin (pohon cabai) saja untuk dibakar lalu mau cari alternatif tanaman lain aja. Selain itu kami juga membagikannya kepada warga yang sekiranya mau," ungkap salah seorang petani, Dwi Wahyu Adi Wibowo (31), saat ditemui di lahan pertanian cabai miliknya, Selasa (24/8/2021).

Dwi mengatakan langkah yang ia tempuh ini sebagai bentuk kegusaran lantaran harga cabai saat ini terlampau murah. Per hari ini, harga 1 kg cabai merah keriting paling tinggi berkisar Rp 3.000. Nominal ini jauh di bawah Break Even Point (BEP) atau titik impas biaya produksi yang idealnya di atas Rp 10.000 per kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harganya sekarang itu turun drastis ya, kalau standarnya itu Rp 10.000 ke atas, saat ini cuma Rp 2.500 sampai Rp 3.000," ujarnya.

Dwi menuturkan anjloknya harga cabai berlangsung sejak awal Agustus 2021. Saat itu harga masih berkisar Rp 5.000-6.000 per kg. Kemudian terus merosot hingga sekarang.

ADVERTISEMENT

"Ini jadi harga terendah ke dua setelah sebelumnya pada tahun 2014 harga anjlok banget berkisar Rp 1.000 per kg. Dan sekarang terjadi lagi," ucapnya.

Dari informasi yang Dwi peroleh, merosotnya harga cabai disebabkan karena adanya kebijakan PPKM level, yang membuat proses pengiriman ke berbagai daerah termasuk DKI Jakarta tersendat. Di samping itu adanya PPKM juga membuat aktivitas warga untuk membeli cabai di pasar berkurang drastis.

Dwi pun berharap pemerintah bisa menstabilkan harga cabai. Setidaknya harga jual sebanding dengan modal para petani dalam proses penanaman sampai dengan panen.

"Kami itu modal bisa habis Rp 10 juta, untuk lahan seluas 3.000 meter persegi. Dari luasan ini kita standarnya bisa memanen sampai 300 kg, untuk dikirim ke Jakarta," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Salah seorang warga, Sidanah (45), mengaku senang bisa memperoleh cabai secara cuma-cuma dari para petani. Ia telah mengetahui bahwa harga cabai khususnya untuk jenis cabai merah keriting sedang anjlok, sehingga para petani berinisiatif membagikan hasil panen mereka secara cuma-cuma.

Meski senang, warga Bojong, Panjatan, ini merasa prihatin dengan kondisi harga yang begitu rendah itu. Ia pun berharap ke depan harga cabai bisa segera mendekati normal seperti dulu lagi.

"Senang bisa dapat cabai gratis dari petani sini, tapi ya kasihan juga karena harganya murah banget cuma sekitar Rp 2.500 sampai 3.000-an, jadi semoga ke depan harga bisa segera naik," ucapnya

Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Muh Aris Nugroho, mengaku telah mengetahui bahwa saat ini harga cabai merah keriting tengah merosot tajam. Ia menilai turunnya harga salah satunya disebabkan kebijakan PPKM.

Aturan tersebut membatasi aktivitas masyarakat yang ingin menggelar kegiatan seperti pesta atau resepsi. Padahal kegiatan ini cukup meningkatkan permintaan cabai sebagai salah satu bahan panganan dalam acara-acara semacam itu. Pembatasan juga berdampak pada penurunan permintaan restoran dan rumah makan terhadap cabai.

"Jadi ini lebih ke faktor suplai dan demand," ucap Aris.

Aris mengatakan harga cabai idealnya berkisar Rp 9.000 sampai dengan Rp 10.000 per kg. Dengan nominal ini petani mungkin tidak akan untung banyak, tetapi masih bisa balik modal.

"BEP cabai itu kisaran Rp 9.000-10.000. Tapi kalau kondisi saat ini memang penuh fluktuasi, karena untuk cabai sendiri dulu pernah sampai Rp 100.000 per kg," ujarnya.

Dalam upaya menstabilkan harga cabai, Distanpangan tidak bisa berbuat banyak. Sejauh ini dinas baru bisa meminimalisir kemungkinan harga merosot dengan mengoptimalkan sistem tata tanam yang tidak serentak.

"Kalau dari kami mengoptimalkan tata tanam di sentra produksi (cabai), khususnya di lahan pantai. Sehingga tidak terjadi tanam dan panen dalam waktu bersamaan," pungkas Aris.

Halaman 3 dari 2
(sip/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads