Polda Jawa Tengah (Jateng) angkat bicara terkait viral kerumunan pendaftaran vaksinasi Polresta Banyumas. Polda berterima kasih terkait informasi antrean panjang saat pengambilan nomor vaksinasi di Mapolresta Banyumas dan akan jadi bahan evaluasi.
"Saya mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di beberapa tempat di Banyumas berjalan tertib dan lancar, terkait adanya foto-foto yang beredar dan postingan ketidaktertiban menjadi evaluasi, terima kasih atas informasinya dan kegiatan vaksinasi hari ini berjalan sangat tertib," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudusy, lewat pesan singkat, Sabtu (31/7/2021).
Ia menjelaskan, kegiatan vaksinasi di Banyumas digelar berkat bantuan Alumni Akademi Kepolisian (AKPOL) 91 Polresta Banyumas bersama TNI, Pemkab Banyumas dan juga Instansi terkait. Jumlah vaksin yang disiapkan sebanyak 4.000 dosis yang terbagi di Mapolresta Banyumas sebanyak 1.240 dosis, di 27 Polsek masing-masing 100 dosis dan di Unsoed Purwokerto sebanyak 60 dosis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat mulai tumbuh kesadarannya dan berbondong-bondong daftar vaksin. Kami tetap berpesan agar tertib dan tetap terapkan prokes. Mudah-mudahan COVID segera berakhir di wilayah kita," ujar Iqbal.
Diberitakan sebelumnya, video kerumunan antrean pendaftaran vaksin COVID-19 Polresta Banyumas viral di media sosial. Tampak warga dan pemotor berjubel di jalan depan Mapolresta Banyumas.
Seperti dilihat detikcom dari akun Instagram @lovepurwokerto, tampak adanya kerumunan dalam video yang diunggah pada Jumat (30/7) tersebut.
"Miki pada ngantri ora lur, nang polres. Golet nomor antrian vaksini massal nggo ngesuk.
Apa wes ora kebagian? Sing urung kebagian ya sabar lurr, ngesuk2 kan ana maning." tulis akun @lovepurwokerto, seperti dikutip detikcom, Sabtu (31/7/2021).
Video itu menuai beragam komentar, di antaranya bernada menyayangkan kerumunan tersebut di saat PPKM Level 4 di Kabupaten Banyumas.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Satgas 7 Polresta Banyumas AKP R Manggala Agung meminta maaf atas terjadinya kerumunan pengambilan kupon vaksin yang terjadi pada Jumat (30/7) tersebut.
"Dari pimpinan sudah memikirkan dan mempertimbangkan yang terbaik untuk kebaikan semuanya. Tidak ada hal jelek yang kita inginkan. Kalau dalam pelaksanaannya berbeda dengan ekspektasi, ya mohon maaf," jelas Manggala melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Menurut Manggala, Polresta Banyumas memang tidak menggunakan aplikasi berbasis online dikarenakan tidak semua masyarakat memahami aplikasi.
"Di sini, kita ingin ada asas keadilan, karena masih banyak yang kaum tua yang gagap teknologi," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga telah menguatkan personel untuk melakukan penjagaan dan pengaturan.
"Pimpinan sudah buat penguatan-penguatan personel untuk mengatur masyarakat, tapi berjalan di luar dugaan dan perkiraan kita. Masyarakat hadir jauh sebelum pelaksanaan, pelaksanaan jam 15.00, masyarakat 1,5 jam sebelumnya sudah hadir," katanya.
"Jadi terjadi penumpukan. Dan juga belum adanya kesadaran dari masyarakat akan prokes. Semua berebut ingin mendahului. Kita sudah semaksimal mungkin mengimbau," sambungnya.
Manggala juga menjelaskan bahwa kupon vaksin telah habis karena memang jumlahnya sangat terbatas. Bahkan, lebih sedikit jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya.
"Kemudian masalah cepat habis, memang pembagian vaksin tidak sebanyak sebelumnya jadi cepat habis," ujarnya.
Dia pun meminta agar kejadian yang viral ini jangan hanya dipandang dari sisi negatifnya saja.
"Jadi mohon tolong jangan hanya dipandang dari sisi negatifnya saja. Saya harap bisa memandang dari sisi positifnya. Alias positive thinking," imbuhnya.