Sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha, transaksi hewan kurban di Boyolali mengalami peningkatan. Tak hanya itu, harga hewan kurban khususnya sapi juga mengalami kenaikan bahkan mencapai Rp 2 juta.
"Naik ini harga sapi untuk kurban, sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Permintaan juga naik," kata seorang pedagang sapi, Slamet, saat ditemui di Pasar Hewan Jelok, Boyolali Kamis (15/8/2021).
Aktivitas pasar hewan yang buka setiap Pahing ini pun ramai pembeli. Terlebih, hari ini merupakan hari pasaran terakhir sebelum Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga dikatakan petugas penarik retribusi di Pasar Hewan Jelok, Imam Kadhofi. Menurut dia, jumlah sapi yang masuk ke pasar khususnya sapi lemon atau penggemukan untuk kurban, juga mengalami kenaikan.
"Ada kenaikan 15 sampai 20 persen, karena ini adalah Pahing terakhir sebelum hari raya (Idul Adha)," jelas Imam.
Untuk diketahui, di Boyolali terdapat empat pasar hewan yakni Pasar Jelok dengan hari pasaran Pahing. Kemudian Pasar Hewan Ampel dengan hari pasaran Kliwon, Pasar Hewan Karanggede dengan pasaran Legi dan Pasar hewan Nogosari.
Pasar Jelok menjadi salah satu pasar hewan yang paling besar dan ramai. Pasar ini merupakan pindahan dari Pasar Sapi Singkil, Karanggeneng, Boyolali.
Pedagang di Pasar Jelok ini tak hanya dari wilayah Boyolali saja, tetapi juga dari berbagai daerah sekitar di Jawa Tengah. Warga yang hendak mencari hewan kurban pun diprediksi mendatangi Pasar Jelok hari ini. Sebab, Pasar Ampel yang buka pada Minggu Kliwon (18/7) mendatang ditutup karena progam Minggu Boyolali di rumah saja.
"Jadi hari ini dan besok pasaran Legi di Karanggede puncaknya," imbuh dia.
Sementara itu, menurut pedagang sapi asal Dukuh Brajan, Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Purnomo, mengungkapkan penjualan sapi untuk kurban tahun ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu. Sampai saat ini dia sudah menjual sapi sebanyak 340 ekor dan masih mencarikan 50 ekor sapi pesanan. Sapi jenis Madura masih menjadi favorit pembeli.
"Kalau harga relatif stabil dan sama dengan tahun lalu. Kisarannya masih RP 12-Rp 25 juta. Sedangkan sapi peranakan ongole (PO), simental harga sekitar Rp 50 juta, ada kenaikan harga sekitar Rp 1,5 juta per ekor," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya..
Simak juga 'PPKM Darurat, Pasokan Hewan Kurban ke Purwakarta Terkendala Penyekatan':
Purnomo mengaku biasa berjualan sapi di area rumahnya. Saking banyaknya pesanan, dia sampai mengalihkan sawah dan ladang tembakaunya untuk berjualan sapi.
"Ini di luar ekspektasi, saya sampai kewalahan mengahadapi pesanan. Karena pandemi katanya sangat berpengaruh ke perekonomian, namun Alhamdulillah kesadaran orang berkorban justru makin banyak, bahkan naik 60 persen. Saya ini saya masih mencarikan pesanan sapi ke Ketapang, Madura," imbuh dia.
Sapi Madura menjadi favorit pembeli karena harganya cukup terjangkau dan selisih daging dengan sapi lokal bisa mencapai 20 kilogram (kg). Sapi seharga Rp 17 juta bisa menghasilkan daging sampai 110 kg. Pesanan tak hanya berasal dari Solo Raya, namun, juga luar daerah, seperti Semarang, Subang, Jakarta bahkan sampai Majene.
Kenaikan penjualan sapi kurban juga dirasakan pedagang warga Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Santosa Dwi Kisno. Tahun lalu dia mengaku menjual sekitar 200 ekor, tapi tahun ini dia sudah menjual 350 ekor.
"Penjualan sapi korban, alhamdulillah tahun ini melonjak. Tahun lalu di
angka 200-an, tahun ini sampai saat ini sudah 350-an sapi terjual," ujar Santoso.
Dia menjual sapi jenis Madura asli, metal, limousin dan PO. Namun peminatnya paling banyak sapi Madura. Kenaikan harga sapi rata-rata berkisar Rp 1 juta.