Tim Pemakaman COVID-19 Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah dalam tiga hari terakhir ini telah memakamkan 42 jenazah pasien virus Corona. Mayoritas penyebab kematian ini karena memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Rahardjo merinci pada Minggu (4/7) ada 14 jenazah yang dimakamkan. Kemudian Senin (5/7) kemarin ada 15 jenazah, dan hari ini per pukul 15.00 WIB sudah ada 13 jenazah pasien COVID yang dimakamkan.
"Yang jelas kemarin jenazah korban COVID-19 yang kita makamkan sampai malam sejumlah 15 jenazah. Itu tersebar dari beberapa kecamatan. Hari Minggu ada 14 pemakaman dan hari ini ada 13 pemakaman," kata Budi saat meninjau persiapan Puskesmas Kesesi I menjadi rumah sakit isolasi pasien COVID-19, Kabupaten Pekalongan, Selasa (6/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyebut pihaknya memiliki total 70 personel yang terbagi dalam empat tim pemulasaraan jenazah, dan empat armada. Meski begitu, Budi mengaku belum mengalami kesulitan terkait pembagian tugas personel di lapangan.
"Alhamdulillah tidak ada kesulitan. Cuma memang harus nunggu giliran, antrean. Karena memang timnya terbatas, hanya 4 tim, armadanya juga 4 unit. Tapi alhamdulillah tidak masalah," terang dia.
Budi menyebut peningkatan jumlah pemakaman pasien COVID terjadi sejak Juni 2021 lalu. Dia menyebut rata-rata per hari ada sekitar lima jenazah yang dimakamkan.
"Di Bulan Juni 2021 memang ada peningkatan pemakaman COVID-19 di Kabupaten Pekalongan. Bulan-bulan sebelum Lebaran satgas tidak setiap hari melakukan pemakaman, paling 3 hari sekali pemakaman. Namun, bulan Juni dan Juli ini tim melakukan pemakaman rata-rata 5-6 setiap harinya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro menyebut tingkat kematian di wilayahnya mencapai 25,04 persen. Jumlah kasus kematian ini diklaim masih lebih rendah dibandingkan daerah lainnya.
"Tingkat kematian di kita masih di bawah dibanding daerah lain di Jawa Tengah, 25,04 persen," kata Wawan, sapaan akrabnya.
![]() |
Mayoritas Kasus Meninggal COVID Gegara Komorbid
Wawan mengungkap mayoritas kasus meninggal terjadi karena adanya riwayat sakit penyerta (komorbid). Dia merinci dari 232 kasus kematian Corona di Pekalongan, 16 persen di antaranya memiliki komorbid.
"Kalau kita melihat (kematian COVID-19), penyebabnya ada beberapa. Yang pertama komorbid, komorbidnya ada lebih dari satu penyakit. Kemudian, usia di atas 51 tahun, tetapi ada juga yang muda. Tapi rata-rata memang komorbid," terang dia.
(ams/sip)