Virus Corona (COVID-19) varian baru B1617.2 atau delta yang disebut berasal dari India ditemukan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bercerita mendapatkan surat komplain dari Kominfo India, karena merasa di sana tidak ada varian tersebut.
"Baru saja mendapatkan surat via WA oleh seorang anggota DPR RI kepada saya. 'Mas Ganjar, ini sebenarnya di Kudus varian apa?' 'Lho kenapa?', 'Ini ada surat dari Kementerian Kominfo India yang mengatakan bahwa tidak ada varian baru di India'," kata Ganjar saat berbicara saat menjadi narasumber di acara webinar tentang varian virus Corona delta di Kudus yang digelar UGM via daring, Rabu (16/6/2021).
"Tidak ada, maka semua yang dituliskan di medsos untuk di-take down gitu kira-kira suratnya," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diceritakan Ganjar sebelum mulai menjelaskan tentang lonjakan kasus Corona di Kudus. Ganjar menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Kudus tentang lonjakan kasus COVID-19 awal pekan ini.
"Pada Senin (14/6) lalu kita lakukan evaluasi bersama rapat ya, kami mencoba melakukan pengumpulan informasi dari pakar, dari pemandu kepentingan saat ini. Memang kondisi seperti ini kita mencoba mengendalikan COVID ini, sebelum Lebaran sudah turun, rumah sakit tempat tidurnya baik ICU isolasi kita konversi ke pasien umum," ucap Ganjar.
Kenaikan Kasus COVID Dimulai Usai Lebaran
Ganjar menyebut sebelum Ramadhan kasus COVID-19 di Jawa Tengah menurun, bahkan sejumlah rumah sakit sudah ada yang mengalihkan ruang isolasi menjadi ruangan umum. Namun pasca-Lebaran kasus COVID-19 mulai meledak lagi, khususnya di Kudus.
"Kudus itu unik, karena terjadi peningkatan yang eksponensial bikin kita panik, Pemkab Kudus juga panik, maka manajemen di rumah sakit biasa saja tidak pernah berpikir luar biasa. Gempuran pasien luar biasa bikin panik," ungkapnya.
Kala itu, kata Ganjar, banyak warga yang dirawat di rumah sakit. Bahkan banyak rumah sakit di Kudus yang menolak pasien karena kondisinya sudah penuh.
"Faktanya ketika banyak masyarakat terpapar, banyak masyarakat ke rumah sakit, maka pada saat itulah problem itu muncul. Rumah sakit menjadi panik akhirnya berita, maka antrean di depan ICU yang meninggal tidak bisa dikubur, itu pemerintah permasalahannya memang teknis," terang Ganjar Pranowo.
Selanjutnya cerita soal dugaan kemunculan varian baru Corona di Kudus....
Lihat Video: Mengenal Varian Corona 'Delta' India yang Mendominasi di Jakarta-Kudus
"Satu yang mereka datang yang ke ICU tidak bisa tertampung, maka mereka mohon maaf tidak, penuh. Seharusnya kalau saya harusnya ada PIC yang mengelola kirim ke mana Demak, Pati, Jepara, atau kota Semarang. Pada saat itu tidak dilakukan. Ketika banyak kawan-kawan lupa, maka pada saat itu terjadi persoalan," sambung dia.
Lonjakan Kasus COVID-19 di Kudus Picu Dugaan Kemunculan Varian Baru Corona
Dari lonjakan kasus COVID itu, pihaknya mengaku sudah menduga-duga soal adanya varian baru Corona di Kudus. Terlebih lonjakan kasus di Kudus itu grafiknya meninggi.
"Kami menduga-duga ada varian baru. Hipotesis kami iya. Kita belum pernah mengalami kondisi seperti ini, tapi sekenceng ini belum ada. Grafik ini yang lebih tinggi dari puncak yang kita alami pada tahun lalu. Itu menjadi serius kami mencoba membantu Kudus," ungkap Ganjar.
Setelah dilakukan whole genome sequencing (WGS) terhadap 34 sampel warga yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hasilnya ada 28 sampel yang dinyatakan positif COVID-19 B1617.2 atau varian delta asal India.
"Kita melakukan WGS, dan sekarang saya baca surat benar itu tidak Kominfo India. Iya ya rupanya tersinggung disebut India, mungkin sebutnya varian baru lah, tapi kalau kita mengatakan 1617.2 ini rakyat (bertanya) apa ini," jelas Ganjar.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 28 orang di Kudus, Jawa Tengah dipastikan positif COVID-19 varian baru jenis B.1617.2. Hasil itu diketahui setelah Kemenkes mengambil sampel untuk mengetahui penyebab penyebaran virus Corona di Kudus.
"Kemarin sudah ada penelitian dari UGM, yang di sini ada varian baru B.1617.2 yang diambil sampel. Itu dulu, by name by address belum tahu siapa itu yang kena varian baru, kemarin ada 34 yang keluar 28 ada varian baru (B.1617.2)," jelas Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus, Minggu (13/6).