Seribu lebih pasien positif virus Corona atau COVID-19 dari Kabupaten Kudus, Jateng yang saat ini menjalani isolasi mandiri akan dievakuasi di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali. Jika asrama haji Donohudan penuh, ada tiga tempat lain di Semarang yang disiapkan untuk karantina pasien Corona dari Kudus.
"Kalau ini (di asrama haji Donohudan) tidak muat, di Semarang telah kita siapkan. Satu Islamic Center, dua di kediaman Wali Kota Semarang dan yang ketiga di Srondol. Itu hampir 670 bisa kita evakuasi," ujar Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, dalam keterangan pers bersama Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto, di asrama haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Senin (7/6/2021).
Ahmad Luthfi menjelaskan langkah-langkah taktis dan teknis untuk penanganan meledaknya virus Corona di Kudus. Polda Jateng telah menyiapkan 29 bus untuk mengevakuasi 1.280 pasien Corona yang saat ini menjalani isolasi mandiri di Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Asrama Haji Donohudan sendiri hanya memiliki kapasitas 872 tempat tidur untuk karantina pasien Corona. Selain dari Kudus, saat ini juga ada ratusan pasien Corona dari wilayah Solo Raya yang juga dikarantina di Asrama Haji Donohudan.
Corona Masih Merajalela
Selain itu, Polda Jateng bersama Kodam IV/Diponegoro juga telah menyiapkan 6 water canon untuk penyemprotan disinfektan di Kota Kudus. Penyemprotan dilakukan secara bergiliran untuk mengantisipasi adanya virus Corona yang menempel pada benda-benda di tempat-tempat umum.
"Kita juga mengerahkan seluruh mobil penerangan yaitu Pendam (Penerangan Kodam) dan Humas Polri sebanyak 27 kendaraan Penling (Penerangan keliling) untuk melakukan imbauan di 7 wilayah kecamatan di Kudus. Penling ini untuk memberikan imbauan dan mendidik masyarakat bahwa COVID-19 di tempat kita masih merajalela, sehingga masyarakat perlu terus menerapkan protokol kesehatan," kata Ahmad Luthfi.
Langkah lainnya, Kesehatan Kodam (Kesdam) dan Dokkes Polda juga diterjunkan untuk membantu percepatan penanganan swab di Kudus, yang masih perlu adanya tenaga kesehatan terkait dengan tracing dan testing, swab.
"Sehingga kita dapat dengan cepat memetakan wilayah kita yang terpapar," imbuhnya.
Dokkes dan Kesdam juga dikerahkan untuk membantu sebagai tenaga pemulasaran jenazah. Selain tenaga kesehatan, 5 SSK dari Polda dan Kodam juga diterjunkan ke wilayah-wilayah desa yang masuk zona merah di Kudus.
"Dengan harapan Batalyon maupun Brimob kita melakukan pengawasan ketat kepada desa-desa yang zonasi merah, baik itu kegiatan masyarakat maupun pergerakan masyarakat dari dan ke tujuan dimana zona merah itu berada," urainya.
Simak juga video 'Strategi Pemerintah Hadapi Krisis COVID-19 di Kudus dan Bangkalan':
Operasi yustisi akan digelar pagi siang dan malam...
Langkah preventif lainnya, lanjut Luthfi, yakni melakukan operasi yustisi dengan maksimal bisa siang hari, pagi hari, malam hari, dimana di dalamnya ada kekuatan TNI, Polri dan Satpol PP. Luthfi juga mengatakan PPKM Mikro akan diperketat dan diefektifkan kembali.
"Saya yakin dan percaya koordinasi Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro serta Pemerintah Provinsi mampu untuk melakukan tindakan penetrasi terkait COVID-19 di wilayah Jawa Tengah, khususnya Kudus," ujar Kapolda.
Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto, mengimbau kepada pemerintah daerah untuk menutup kegiatan-kegiatan yang memobilisasi orang. Seperti dengan menutup tempat wisata untuk sementara dan hajatan juga digelar secukupnya. Pihaknya juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk dapat turut serta dalam upaya menekan penularan virus Corona di Jateng dan Kudus khususnya.
"Kami sudah bekerja maksimal, seluruh aparat, pemerintah daerah, TNI, Polri, sudah bekerja maksimal. Namun ini tidak akan bisa berlaku, tidak bisa berjalan, tidak bisa sukses tanpa ada peran serta seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, LSM serta masyarakat itu sendiri," kata Rudianto.