Autopsi Musisi Yulius Panon, Polisi: Tak Ditemukan Tanda Tenggelam

Autopsi Musisi Yulius Panon, Polisi: Tak Ditemukan Tanda Tenggelam

Andika Tarmy - detikNews
Selasa, 25 Mei 2021 20:55 WIB
Police line tape. Crime scene investigation. Forensic science.
ILustrasi (Foto: Getty Images/D-Keine)
Sragen -

Petugas melakukan autopsi terhadap jasad musisi Yulius Panon Pratomo alias Yus Panon, yang mayatnya ditemukan warga mengapung di Bengawan Solo, Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Hasilnya, petugas tidak menemukan tanda-tanda tenggelam pada tubuh korban.

"Hasil autopsi secara resmi belum dikeluarkan oleh pihak rumah sakit (RSUD dr Moewardi Solo). Namun secara lisan disampaikan, untuk penyebab kematian itu kehabisan napas," ujar Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi, saat dihubungi detikcom, Selasa (25/5/2021).

Yuswanto menyebut, petugas tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada jasad korban. Namun di sisi lain, petugas juga tidak menemukan tanda-tanda korban meninggal akibat tenggelam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Tanda-tanda tenggelam tidak ditemukan ya, karena pada saluran pernapasan bersih," ungkapnya.

Kondisi saluran pernafasan yang bersih, menimbulkan pertanyaan terkait kemungkinan korban sudah meninggal sebelum masuk ke air. Terkait hal itu, Yuswanto mengaku masih akan menunggu hasil autopsi resmi sembari melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

ADVERTISEMENT

"Ya itu makanya masih ada yang belum sepenuhnya diyakini oleh penyidik, maka kita juga akan imbangi dengan keterangan saksi," jelasnya.

Yuswanto mengatakan, pemeriksaan saksi dilakukan sejak siang tadi, kepada orang-orang yang terakhir kali bertemu dengan korban. Hingga kini pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi.

"Betul, kita minta keterangan di Polres. Ada dua orang temannya yang malam itu terakhir bertemu dengan yang bersangkutan," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, petugas juga meminta keterangan pihak keluarga terkait kemungkinan riwayat penyakit yang diderita korban. Yuswanto menyebut, kemungkinan korban meninggal akibat tindak pidana juga tidak luput dari penyelidikan petugas.

"Segala macam skenario akan kita dalami, termasuk barangkali yang bersangkutan terkena serangan jantung atau bagaimana kemudian terjatuh masuk ke dalam sungai. Atau kemungkinan buruknya, kemungkinan telah terjadi tindak pidana juga kita dalami," urainya.

Kondisi korban yang sudah membusuk saat ditemukan, sempat membuat petugas memperkirakan jasad korban sudah meninggal tiga hingga empat hari. Menurut Yuswanto, perkiraan tersebut bisa saja keliru karena faktanya masih ada saksi yang melihat korban masih hidup pada hari Minggu (23/4) dini hari.

"Buruknya kondisi jasad bisa terjadi secara alami. Kalau kemarin prediksi mayat sudah 3-4 hari saya kira hanya prediksi, karena secara fakta pada Minggu dini hari pukul 1 pagi yang bersangkutan masih ngobrol dengan saksi," terangnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Simak juga 'Eks Jubir Gus Dur, Wimar Witoelar Tutup Usia':

[Gambas:Video 20detik]



Yuswanto menyebut, sempat ada wasiat dari korban untuk dikremasi setelah meninggal. Pihaknya memastikan wasiat tersebut tidak ada kaitannya dengan kematian korban.

"Informasi dari keluarga, ada wasiat dari korban apabila almarhum meninggal itu (jasadnya) dikremasi. Ini disampaikan jauh-jauh hari sebelumnya. Mungkin keinginan yang bersangkutan saat sedang ngomong-ngomong. Nggak ada kaitannya dengan meninggalnya," jelas Yuswanto.

Terkait kremasi, Yuswanto meminta pihak keluarga untuk tidak melakukan kremasi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pemeriksaan lanjutan terhadap jasad korban.

"Ya ini sepenuhnya hak keluarga, kita hanya menyampaikan supaya tidak dikremasi terlebih dahulu. Sehingga apabila ada hal-hal yang diperlukan pemeriksaan terhadap jasad korban kita tidak kesulitan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads