Warga Desa di Kebumen Ini Pantang Jualan Nasi, Apa Alasannya?

Urban Legend

Warga Desa di Kebumen Ini Pantang Jualan Nasi, Apa Alasannya?

Rinto Heksantoro - detikNews
Sabtu, 22 Mei 2021 17:35 WIB
Desa Penimbun di Kebumen ini punya pantangan jualan nasi. Di desa ini juga ada petilasan era wali syiar Islam yang konon akan dibangun masjid tapi batal.
Desa Penimbun di Kebumen ini punya pantangan jualan nasi (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Kebumen -

Sebuah desa di Kebumen, Jawa Tengah melarang warganya untuk berjualan nasi. Menurut kepercayaan warga jika hal itu dilanggar, maka akan ada musibah terjadi di desa tersebut.

Desa Penimbun, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen ini terletak sekitar 20 km ke arah barat laut dari Kota Kebumen. Meski tak ada aturan tertulis, tapi tak semua warga tak ada yang berani melanggar pantangan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang itu.

Desa ini hanya memiliki dua dusun yakni Krajan dan Prapatan. Saat detikcom menelusuri desa tersebut, sepintas tak ada yang berbeda dengan suasana pedesaan lainnya. Namun, meski banyak warga yang membuka warung makan, tak satupun dari mereka yang berani menjual nasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konon ceritanya ada pengelana atau musafir lewat di Desa Penimbun terus minta nasi kepada warga karena kelaparan, tapi tidak ada yang mau ngasih karena saat itu warga juga masih dalam keadaan susah. Musafir itu kemudian mengeluarkan kata-kata semacam kutukan jika warga Penimbun dan anak cucunya kelak ada yang jualan nasi maka akan ada musibah di sini," kata Sekretaris Desa setempat, Simin Prayogi (36) saat ditemui detikcom di kediamannya, Sabtu (22/5/2021).

Simin lalu mengenang ketika ada warga yang melanggar pantangan berjualan nasi ini. Entah kebetulan atau tidak, warga yang melanggar pantangan itu meninggal.

ADVERTISEMENT

"Musibahnya ya ada kejadian yang tidak wajar, intinya ada kematian. Mungkin memang takdirnya, tapi kebetulan pas ada kejadian pas dulu pernah ada yang melanggar. Makanya sampai sekarang warga sama sekali tidak berani melanggar lagi," imbuhnya.

Tak ada nasi, warga diperbolehkan jualan lontong atau ketupat

Meski ada pantangan untuk berjualan nasi, namun warga masih diperbolehkan menjual ketupat atau lontong meski bahan dasarnya sama. Hal itu karena makanan itu memiliki julukan yang berbeda.

"Kalau lontong atau kupat boleh karena namanya bukan nasi, yang dilarang itu segala nasi misal nasi rames, nasi goreng, nasi uduk, nasi singkong juga nggak boleh," jelasnya.

Selengkapnya soal kepercayaan warga Desa Penimbun soal pantangan jualan nasi ini...

Simak juga 'Bebek Rica-rica Pedas Khas Kebumen yang Bikin Keringetan':

[Gambas:Video 20detik]



Hal senada disampaikan salah satu tokoh masyarakat Desa Penimbun yakni Sarno (51). Sarno sudah sejak tahun 1997 membuka warung kelontong lengkap dengan segala keperluan warga termasuk sayur mayur, namun warungnya tidak menjual nasi.

"Walaupun aturannya tidak tertulis, namun kami juga tidak berani melanggar. Takut nanti ada apa-apa, mending jualan yang lain aja," tutur Sarno saat ditemui detikcom di warungnya.

Desa Penimbun di Kebumen ini punya pantangan jualan nasi. Di desa ini juga ada petilasan era wali syiar Islam yang konon akan dibangun masjid tapi batal.Desa Penimbun di Kebumen ini punya pantangan jualan nasi. Di desa ini juga ada petilasan era wali syiar Islam yang konon akan dibangun masjid tapi batal. Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Cikal bakal nama Desa Penimbun

Sarno menjelaskan, Desa Penimbun sendiri berasal dari kata Tenimbun yang artinya timbunan atau tumpukan batu. Namun karena susah diucapkan, kata Tenimbun akhirnya berubah jadi Penimbun. Timbunan atau tumpukan bebatuan yang merupakan cikal bakal berdirinya desa itu pun hingga kini masih ada dan dikeramatkan oleh warga setempat.

Konon, timbunan batu itu dikumpulkan dalam waktu semalam oleh seorang wali penyebar agama Islam yang saat itu akan membuat masjid sebagai tanda berdirinya desa tersebut. Namun karena saat itu warga masih banyak yang berjudi dan tidak bisa diingatkan, maka masjid itu urung dibuat.

"Petilasan ini namanya Panembahan Kuwu Batur yang merupakan cikal bakal desa ini. Dulu mau dibikin masjid di sini oleh salah satu wali tapi belum jadi terus wali itu ke Demak bikin masjid di sana," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads