Driver ojek online (ojol) sekaligus ayah dari bocah yang tewas setelah makan takjil pemberian seorang wanita, Bandiman (47), menduga jika anaknya tewas karena racun. Oleh sebab itu dia berharap polisi mengusut tuntas kasus tersebut.
"Kami berharap kasus ini diusut tuntas. Karena ini sudah terjadi kepada anak saya dan sampai meninggal, jadi jangan sampai kena yang lain," kata Bandiman saat ditemui di rumahnya, Pedukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Selasa (27/4/2021).
Bandiman menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan dokter menyebutkan bahwa anaknya positif terkena racun. Namun dokter belum menyampaikan racun jenis apa karena masih menunggu pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dokternya saat itu bilang positif kena racun. Tapi racun jenis apa masih menunggu hasil lab. Saya tanya polisi masih menunggu hasil laboratorium. Karena kalau racun biasanya reaksinya nunggu 2 jam. Nah ini kok langsung bereaksi," ucapnya.
Selain itu, saudaranya juga mengambil sampel makanan dan diuji di laboratorium.
"Sampai lab itu dia bilang, ini lebih dari potas apa racun ternak, baunya aja sudah gini. Nanti habis ini masnya cuci tangan ini keras sekali. Itu hari minggu, jadi saya dan istri di rumah sakit, saudara saya ke laboratorium," ucapnya.
Sementara itu, istri Bandiman, Titik Rini (43), mengaku tidak curiga dengan makanan paket takjil yang dibawa suami pemberian dari seorang wanita misterius di Kota Yogyakarta, Minggu (25/4) lalu. Bahkan saat menyuapi anaknya tidak tercium bau.
"Kalau basi nggak kayaknya, lontong masih bagus. Setengah sendok bumbu langsung bereaksi. Bumbu ada kacangnya gitu. Satenya bapaknya 2 tusuk dan anak pertama 2 tusuk, kalau saya belum malahan," kata Titik.
"Jadi tidak bau (bumbu sate) saat makan. Saat dibuka saya suapin dalam hitungan menit langsung itu. Kalau aku setelah tidak enak saya muntahin. Rasanya gatel banget, udah saya keluarin masih terasa. Rasanya pahit terus pedes," imbuhnya.
Dia mengaku langsung memuntahkannya dan berlanjut ke RSUD Kota Yogyakarta.
"Saya dirawat sampai jam setengah 12 malam saja," ujarnya.
Simak juga 'Ratusan Warga di Purwakarta Diduga Keracunan Makanan Hajatan':