Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperbolehkan warganya melaksanakan padusan menjelang puasa Ramadhan, tapi dengan beberapa catatan. Beberapa syarat di antaranya yakni airnya yang digunakan mengalir dan tidak menimbulkan kerumunan.
"Sama, padusan boleh usahakan airnya mengalir, ditata, tidak berkerumun, begitu ya. Nah itu aja, yang sulit sebenarnya adalah menghindari atau mengatur kerumunan itu aja," kata Ganjar kepada wartawan usai menghadiri 'Seminar dan lokakarya Borobudur sebagai pusat musik dunia' di Omah Mbudur, Jowahan, Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (8/4/2021).
Ganjar mengatakan padusan di tempat wisata juga diperbolehkan dengan aturan yang harus dipatuhi. Pengaturan itu, kata Ganjar, merupakan bentuk adaptasi kebiasaan baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu aja sebenarnya, ya wisata boleh, tapi diatur gitu. Nah mengatur itulah sebenarnya adaptasi kebiasaan baru, 'kan beribadahnya juga boleh', padusan boleh," ujar dia.
Ganjar juga bicara soal larangan mudik. Terkait larangan mudik, Pemprov Jateng telah berkomunikasi dengan pemerintah daerah di perbatasan untuk ikut mengontrol.
"Mudik jelas dilarang titik, tidak ada komanya. Nanti sudah ada kepolisian, perhubungan, Pak Menteri Perhubungan akan membuat aturan, Kapolri akan membuat aturan. Kita sudah komunikasi dengan kabupaten sekitar, titik-titik akan kita siapkan untuk melakukan kontrol. Terus kemudian kita akan melakukan tes-tes massal begitu ya dan sedang kita susun," ujar Ganjar.
Dia berharap semua warga sadar tidak mudik menuju kampung saat Lebaran. Kemudian jika akan pulang, lanjut Ganjar, lebih baik dilakukan saat ini agar pergerakannya tidak secara massal.
"Begitu bareng-bareng, massal, apalagi jutaan udah deh besok kita meledak lagi. Yang ngimpi-ngimpi pengin sekolah, ngimpi ekonomi jalan, pariwisata jalan, itu akan tertunda mundur lagi. Ini saya butuh bantuan pertolongan masyarakat lah agar melakukan antisipasi," pungkasnya.
(sip/rih)