Masjid Jogokariyan Yogya Gelar Tes Antigen Gratis, 35 Positif Corona

Masjid Jogokariyan Yogya Gelar Tes Antigen Gratis, 35 Positif Corona

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 18 Mar 2021 15:53 WIB
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (28/1/2019).
Masjid Jogokariyan Yogyakarta. (Foto: dok detikcom)
Yogyakarta -

Berawal dari seorang remaja Masjid Jogokariyan Yogyakarta terpapar virus Corona atau COVID-19, takmir masjid tersebut melakukan rapid test antigen gratis kepada 100 orang. Hasilnya ada 35 orang yang hasilnya positif dari tes tersebut.

"Kejadiannya beberapa hari lalu, ada remaja masjid yang mengeluh kurang sehat. Kemudian ketika dites, dia positif (COVID-19)," kata Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Ustaz Muhammad Jazir saat dihubungi wartawan, Kamis (18/3/2021).

Sesudah itu pihaknya melakukan pelayanan untuk masyarakat Jogokariyan. Tidak hanya masjid, namun rapid test antigen gratis yang difasilitasi oleh masjid itu digelar untuk seluruh warga kampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil keluar Senin (15/3) pagi, dari 100 orang lebih yang kita cek, itu ternyata yang positif (antigen) ada 35," katanya.

"Bukan hanya jemaah masjid, kalau jemaah masjid hanya 7 yang terpapar," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, penularan COVID-19 di kawasan Jogokariyan muncul dari berbagai sumber. Seperti halnya ada saudara yang menitipkan anaknya.

"Sumber-sumbernya kan ada, misal keluarga itu positif kedua orang tuanya. Karena apa, ternyata dia ketitipan cucu dari Semarang, karena bapak-ibu dari cucunya itu positif COVID-19, terus anaknya dititipkan ke rumah neneknya di Jogokariyan," katanya.

"Nah, neneknya terpapar positif COVID-19. Maka terus kita lakukan pelayanan, kita biayai dari masjid, itu tes antigen untuk warga secara gratis," lanjut Jazir.

Kemudian, warga yang lansia dan perlu mendapat perawatan langsung dibawa ke rumah sakit. Sedangkan yang lain, khususnya yang tidak bergejala tapi positif Corona disarankan isolasi di rumah.

"Yang isolman (isolasi mandiri) kita beri bantuan obat-obatan, oximeter, kita terus monitor kebutuhan sehari-harinya. Yang tidak memungkinkan isolman di rumah, masjid menyediakan rumah untuk isolasi di Jalan Jogokaryan No 68. Di situ kita sediakan fasilitas-fasilitas untuk kontrol kesehatan dan lain sebagainya, kebutuhan hidup kita sediakan," katanya.

Termasuk untuk yang tidak mampu yang harus isolasi, maka biaya hidupnya ditanggung pihak Masjid Jogokariyan. Sehingga pihaknya tidak mau kejadian itu disebut sebagai klaster.

"Jadi istilahnya kalau klaster masjid itu keliru,"....

"Kasus terlacak karena kita aktif melakukan pengecekan. Kalau masjid tidak melakukan aksi penyelamatan, tahu-tahu malah meledak itu. Jadi istilahnya kalau klaster masjid itu keliru," ucapnya.

"Jadi, itu bukan klaster masjid. Bukan karena virusnya dari masjid. Masjid justru menemukan dan memberi layanan tes antigen secara gratis. Kalau masjid tidak melakukan, ya nggak akan ketahuan," imbuhnya.

Terkait aktivitas di masjid, Jazir mengaku sama sekali tidak ada penutupan. Saat ini aktivitas masih berlangsung seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Tetap berjalan seperti biasa, prokes kita tegakkan. Justru masjid ini harus bisa jadi tempat berlindung masyarakat, kalau mereka ada keluhan, ada kebutuhan, masjid yang sediakan itu," katanya.

Bahkan ke depannya pihaknya akan menerapkan tes GeNose untuk jemaah Masjid Jogokariyan.

"Kita juga akan terapkan GeNose, sehingga warga yang aktif di masjid secara periodik akan kita cek GeNose karena yang lebih murah," katanya.

Halaman 2 dari 2
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads