Bayi di Solo Ini Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Bayi di Solo Ini Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 09 Mar 2021 20:42 WIB
Pasangan Ayu Endang Pujiati dan Syarifuddin Hidayatullah, orang tua bayi yang lahir tanpa tempurung kepala di Solo saat ditemui di rumahnya, Sidorejo, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Selasa (9/3/2021).
Pasangan Ayu Endang Pujiati dan Syarifuddin Hidayatullah, orang tua bayi yang lahir tanpa tempurung kepala di Solo, Selasa (9/3/2021) (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Ayu Endang Pujiati (29) sempat dilema saat harus memilih antara menggugurkan atau mempertahankan kandungannya. Sebab, janin yang dikandungnya terdeteksi tidak memiliki tempurung kepala.

Warga Sidorejo, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, ini pun akhirnya memilih mempertahankan janinnya. Tanggal 22 Februari 2021 lalu, bayi laki-laki itu akhirnya lahir melalui operasi sesar.

Sesuai dengan hasil ultrasonografi (USG), bayi bernama Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah itu betul-betul lahir tanpa tempurung kepala. Kini anak kedua dari Ayu dan suaminya Syarifuddin Hidayatullah (31) itu harus menggunakan selang oksigen dan selang untuk minum susu formula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak kandungan empat bulan itu sudah ketahuan sama dokternya. Sebetulnya disarankan dikeluarkan saat itu, tetapi saya berpikir kalau sudah empat bulan itu sudah bernyawa. Saya tetap pertahankan sampai sekuatnya," kata Ayu saat dijumpai di rumahnya, Selasa (9/3/2021).

Ayu bercerita kondisi tersebut disebabkan lantaran janinnya terpapar virus saat masih dalam kandungan. Menurut dokter, kata Ayu, sebetulnya janin itu bisa diselamatkan, jika kondisinya diketahui sejak usia kandungan dua bulan.

ADVERTISEMENT

"Katanya karena toksoplasma. Sebetulnya kalau masih dua bulan bisa ditangani, tapi ketahuannya empat bulan. Awalnya saya USG di bidan, lalu usia empat bulan ke dokter baru ketahuan ada kelainan," ujarnya.

Selama sembilan bulan mengandung Naufal, Ayu mengaku tidak pernah mengalami gejala sakit. Bahkan Naufal lahir dengan berat badan dan panjang normal, yakni 3 kg dan 48 cm.

"Tidak ada keluhan selama hamil. Justru saat anak pertama dulu mengalami cacar air, dikasih dokter obat keras, tapi anaknya tidak kenapa-kenapa," ujarnya.

Dokter, kata dia, sempat mengatakan bahwa harapan untuk hidup janin itu hanya 30 persen. Kini dokter belum bisa memberi penanganan untuk menyelamatkan kondisi Naufal. Naufal pun kini dirawat di rumah dengan pengawasan tim dokter dari RS Brayat Minulya.

"Kata dokter tidak bisa dioperasi, tapi ini terus dipantau rumah sakit dan puskesmas. Harapannya kalau bisa terus stabil, nanti bisa diberi penanganan," katanya.

Ayu dan Syarifuddin kini lebih banyak mengandalkan bantuan orang lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebab Syarifuddin yang biasa bekerja serabutan harus meninggalkan pekerjaannya untuk mengurus keluarga.

"Saya sendiri kan masih sakit karena sesar. Dua minggu ini suami tidak bekerja karena anak tidak bisa ditinggal. Alhamdulillah banyak yang datang membantu, saudara juga masih tinggal dekat rumah," cerita Ayu.

(ams/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads