Menurutnya saat pandemi lebih banyak donatur yang mau bersedekah. Dia sangat bersyukur akan hal tersebut.
"Saat pandemi ini lebih terasa karena lebih banyak yang peka untuk berpartisipasi. Karena di Kota Yogya ini banyak yang harus dibantu, seperti pekerja lapangan, ojol dan musafir," ucapnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berujar dari pengalamannya banyak temannya di luar kota yang banyak memesankan makanan lewat ojol. Jadi makanan itu dipesan melalui aplikasi dan diantarkan ke etalase terdekat.
"Jadi tidak harus lewat saya, intinya etalase jangan sampai kosong," ujarnya.
Adit pun mengaku tak khawatir etalasenya itu bakal hilang. Sebab, dia membuat gerakan ini dengan tujuan baik.
"Gini sih mas, yang pertama kalau niat kita untuk bersama pasti warga sekitar ikut menjaga. Kedua, kalau diniatkan untuk ibadah pasti yang di atas akan ikit menjaga," ucapnya.
"Kemarin ada kejadian di Patangpuluhan etalase tertabrak mobil pecah dan alhamdulilah warga sekitar ada yang laporan ke saya, pemilik mobil mau memperbaiki dan saya hanya minta fotonya kalau sudah jadi. Nah saya ke sana etalase sudah berwujud seperti semula. Jadi alhamdulillah warga sekitar ikut menjaga," katanya.
Dia juga saat ini tengah berupaya menambah etalase. Semua itu agar semakin banyak masyarakat yang bersedekah dan saling membantu.
"Saat ini cari lokasi terus dan donasi terus. Siapapun mau donasi kita sangat senang mas. Karena semua orang boleh ngambil dan semua orang boleh mengisi," ucapnya.
Baca juga: Foto-foto Jalur Pantura Demak Tergenang |
"Dan untuk teman-teman luar DIY silakan teman-teman di luar kota misal mau buat gerakan yang sama boleh pakai nama estafet, seperti nasi estafet Jakarta, Surabaya dan Solo bebas. Karena nasi estafet bukan klaim sebuah produk, harapannya di daerah lain mengikutinya," harap Adit.
(ams/sip)