Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah melakukan ekskavasi di Situs Kolokendang, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Saat ekskavasi itu petugas menemukan komponen batu candi.
Ekskavasi di Situs Kolokendang, berada di Dusun Kolokendang, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan. Ekskavasi ini dilakukan menindaklanjuti temuan yang dilaporkan menuju BPCB Jawa Tengah sekitar tahun 2018.
"Ekskavasi di Kolokendang sebenarnya meskipun sudah temuan lama berusaha menindaklanjuti. Ini untuk mengetahui data yang lebih dalam tentang situs sehingga nantinya akan dapat menentukan langkah-langkah pelestarian selanjutnya karena ini merupakan tanah milik perorangan," kata Pengkaji Cagar Budaya, BPCB Jawa Tengah, Junawan saat ditemui di lokasi ekskavasi, Sabtu (6/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan ekskavasi sudah dimulai dengan membuat lay out pada Jumat (5/2). Ekskavasi ini rencananya dilakukan sampai Rabu (10/2) mendatang.
"Pengalian baru hari ini (Sabtu,red). Kegiatan mulai kemarin (Jumat), membuat lay out dan hari kedua ini baru mulai menggali. Yang sudah ditemukan memang batu-batu dari komponen candi, namun sifatnya bukan struktur yang in situ. Jadi masih batu komponen candi, namun bukan pasangannya," ujarnya.
Junawan menyebut laporan soal Situs Kolkendang diterima BPCB Jateng tahun 2018. "Kalau laporan sampai di kantor kita 2018. Tentunya dulu penanganan sudah tepat karena secara berjenjang ditangani dinas dulu, kemudian melaporkan ke BPCB Jawa Tengah," ujar Junawan.
![]() |
Junawan belum bisa memperkirakan fungsi bangunan yang ditemukan di Situs Kolokendang. Sebab, pihaknya masih perlu menggali data terkait temuan struktur di situs tersebut.
"Dugaan belum, makanya kita masih mencari data lebih dalam lagi kira-kira seperti ada, tadi ada temuan struktur yang kelihatannya in situ, tapi batu gundul. Semoga bisa menjadi petunjuk, apakah itu bagian dari struktur atau lokasi candi atau bukan nanti bisa diketahui data-data selanjutnya," tuturnya.
Terpisah, ahli waris pemilik lahan, Menik bercerita penemuan komponen candi itu berawal pada sekitar tahun 2000 lalu. Kala itu orang tuanya tengah membuang lubang sampah dan cangkulnya mengenai batu diduga komponen candi itu.
"Waktu itu, bapak mau buat lubang tempat sampah sekitar tahun 2000-an. Terus cangkul ngaduk batu didiamkan dulu, selang beberapa bulan dikeduk lagi ternyata banyak. Dua tahun lalu (batu) diangkat sama purbakala disuruh ditaruh atas biar kelihatan," ujar Menik di lokasi penggalian.