Satu ruas jalan kecil di sekitar Terminal Tirtonadi Solo memiliki nama unik, Jalan Tagore. Ternyata nama jalan tersebut menjadi saksi sejarah bahwa Kota Solo pernah didatangi oleh sastrawan peraih nobel sekaligus seorang filsuf asal India, Rabindranath Tagore. Seperti apa kisahnya?
Tagore memang pernah berkunjung ke Solo atas undangan Raja Mangkunegara VII pada 1927. Dia saat itu juga berkunjung di beberapa tempat di Indonesia, antara lain Bali dan Jakarta.
Penulis buku sejarah dari Pura Mangkunegaran, Daradjati (81), mengatakan Tagore saat itu menghadiri acara Java Institute. Java Institute adalah organisasi yang dibentuk untuk memajukan kebudayaan Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu Tagore diminta untuk memberi ceramah dalam forum Java Institute. Karena kebudayaan Jawa kan erat dengan Hindu dan India," kata Daradjati, saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/2/2021).
Dalam kunjungannya, Tagore disambut meriah karena merupakan tokoh dunia. Di Solo, dia juga diminta meresmikan satu ruas jalan yang diberi nama dirinya. Dahulu, Jalan Tagore disebut-sebut memiliki ruas yang panjang.
"Sekarang jalan itu diganti bernama MT Haryono. Lalu Jalan Tagore digeser ke timur. Sekarang tinggal satu ruas pendek di belakang terminal, tidak dihilangkan," kata keturunan dari Mangkunegara IV itu.
Pengagum Tagore
Mangkunegara VII sendiri diketahui merupakan orang yang mengagumi pemikiran dan sosok Tagore. Selain sebagai sastrawan, Tagore juga menyebarkan gerakan teosofi.
Teosofi saat itu juga telah masuk ke Indonesia. Bahkan beberapa tokoh pergerakan Indonesia disebut-sebut masuk ke dalam organisasi teosofi itu.
"Tokoh-tokoh teosofi Indonesia itu seperti Radjiman, Ciptomangunkusumo. Kalau Mangkunegara VII tidak masuk organisasi, tetapi beliau memang simpatisan," kata Daradjati.
Peran tangan kanan Mangkunegara VII
Kesediaan Tagore menerima undangan Mangkunegara VII tidak terlepas dari peran tangan kanannya, yaitu Noto Suroto. Noto Surotolah yang memiliki kedekatan dengan Tagore.
Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Albertus Rusputranto Ponco Anggoro, pernah melakukan penelitian tentang sosok Noto Suroto. Menurutnya, Noto memang pernah beberapa kali bertemu dengan Tagore dan menulis buku tentangnya.
Selengkapnya soal sosok tangan kanan Mangkunegara VII penghubung Solo dengan Rabindranath Tagore...